Motor Listrik Gesits Mengaspal November 2018, Harga di Bawah Rp 20 Juta

Misteri peluncuran motor listrik karya anak bangsa, Gesits akhirnya terjawab sudah. Motor rendah emisi hasil kolaborasi PT Gesits Technologies Indo (GTI) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ini bakal mengaspal akhir November 2018.

oleh Arief Aszhari diperbarui 27 Sep 2018, 10:11 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2018, 10:11 WIB
Brosur spesifikasi Gesits? (foto: Istimewa)
Brosur spesifikasi Gesits? (foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Misteri peluncuran motor listrik karya anak bangsa, Gesits akhirnya terjawab sudah. Motor rendah emisi hasil kolaborasi PT Gesits Technologies Indo (GTI) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ini bakal mengaspal akhir November 2018.

Kepastian tersebut dilihat dari project overview dari lampiran surat PT Wika Manufaktur Industri(WMI), yang merupakan perakit motor listrik Gesits. Surat tersebut ditunjukan untuk Darmawan Prasodjo, Deputi Bidang Pengelolaan dan Pengendalian Program Prioritas Nasional, Kantor Staff Presiden (KSP).

Dalam lampiran surat juga tertera, jika produksi massal untuk Gesits bakal dilakukan awal Desember 2018.

Selain itu, disebutkan juga PT WMI merupakan perusahaan hasil kerjasama antara PT Wijaya Karya Industri & Kontruksi dan PT GTI yang bakal menjadi perusahaan perakit motor karya anak bangsa ini.

Saat ini, perusahaan telah menyelesaikan proses engineering activity serta selanjutnya melakukan pembuatan moulding, dies, dan lainnya sebagai persiapan produksi massal.

Berbicara sebelumnya, CEO PT GTI, Harun Sjech, pihaknya memang tengah mencari jadwal yang tepat untuk peluncuran motor hasil kolaborasi dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ini. Hal tersebut, terkait dengan jadwal para menteri yang berencana hadir dalam peluncuran motor tanpa bensin milik Indonesia ini.

"Sabar, kita sedang cari jadwal. menunggu kesiapan semua, termasuk jadwal yang cocok dengan menteri yang bakal hadir," jelas Harus saat dikonfirmasi Liputan6.com, melalui sambungan telepon, Senin (3/9). Lanjut Harun, selain melakukan peluncuran untuk model prototipe Gesits yang bakal diproduksi massal, sekaligus juga pengumuman harga jual. Sebelumnya, Gesits disebut bakal memliki banderol yang menarik, yaitu di bawah Rp 20 juta. "Insya Allah kita umumin (harga)," pungkasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Jokowi Pesan 50 Motor Listrik Gesits untuk Lingkungan Istana

Peluncuran sepeda motor listrik Gesits, kembali mundur. Rencana awal, motor karya anak bangsa garapan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dengan PT Gesits Technologies Indo (GTI) ini bakal meluncur 17 Agustus 2018.

Meskipun waktu peluncurannya mundur, namun proses pengembangan ataupun rencana produksi massal dari motor tanpa bensin ini sudah sesuai rencana.

Hal tersebut, disampaikan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir, saat mengunjungi pabrik perakitan Gesits di kawasan industri PT. Wijaya Karya (WIKA) Industri & Konstruksi di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, Minggu (5/8).

 

 

 

"Presiden minta disiapkan 50 unit pertama untuk digunakan di lingkungan Istana Negara. Wah, saya pikir ini akan membebankan anggaran perusahaan. Ya, setidaknya bisa disiapkan 15 unit," terang Nasir saat kunjungan ke pabrik perakitan Gesits.

Dalam kunjungan kerja yang didampingi Direktur Utama PT Wika, Tumiyana dan CEO PT GTI, Harun Sjech, Menristekdikti juga mendengar laporan hasil perkembangan dan rencana proses perakitan dari tim Gesits, termasuk melihat pengujian perangkat-perangkat teknologi dan berbagai komponen yang telah diciptakan.

"Saya juga akan berbicara dengan Pertamina sebagai penyedia jaringan energi. Ini untuk kemudahan penggunaan Gesits di tengah masyarakat," tambah Nasir.

Dia menambahkan, perlu disiapkan regulasi yang menjamin kelancaran penggunaan kendaraan listrik di Indonesia. Gesits sendiri merupakan sepeda motor listrik yang mengandalkan baterai lithium-ion.

 

Untuk pengisian ulang baterai berteknologi canggih ini, para pengguna Gesits hanya butuh menukarnya dengan baterai yang telah terisi di gerai penukaran yang akan disebar secara luas di tengah masyarakat.

Menristekdikti berharap metode pengisian ulang baterai dapat dilakukan dengan cara pertukaran unit baterai (battery swap) di jaringan-jaringan SPBU Pertamina.

"Dengan begitu, masyarakat pengguna bisa menukar baterai semudah mereka mengisi bensin di SPBU. Konsep ini tidak ada ubahnya dengan pembelian tabung gas elpiji yang sudah familiar di tengah masyarakat," jelasnya.

Untuk diketahui, produksi Gesits yang rencananya bakal dilakukan tahun ini, bakal memiliki kuota sebanyak 50 ribu per tahun, dan bakal ditingkatkan secara bertahap hingga mencapai 100 ribu unit per tahun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya