Liputan6.com, Jakarta - Sistem One way mulai diberlakukan di Tol Trans Jawa mulai dari kilometer 70 Cikampek Utama hingga kilometer 263 Brebes Barat. Sistem ini berlaku mulai jam 9 pagi hingga pukul 9 malam.
Dalam pelaksanaannya, sistem One Way nampak efektif dalam mengurai kemacetan. Namun sayangnya cara baru ini dinodai oleh ulah sejumlah pengendara nakal yang nekat pindah jalur dengan cara menyebrang melalui jalur hijau di bagian tengah tol.
Tentu saja aksi seperti ini tidak hanya membahayakan diri sendiri tetapi juga pengguna jalan lainnya. Rifat Sungkar selaku pendiri Rifat Drive Labs menilai aksi ini merupakan tindakan bodoh.
Advertisement
"Manuver seperti itu adalah manuver yang luar biasa bodohnya," kata Rifat Sungkar kepada Liputan6.com, Sabtu (1/6/2019).
Menurut Rifat, dengan diberlakukannya One Way tidak berarti pengguna jalan bisa berperilaku seenaknya. Terlebih hanya karena ingin cepat.
"Jadi dengan adanya sistem one way artinya kita harus bisa memanfaatkan fasilitas publik yaitu jalan tol yang diprioritaskan untuk arus mudik tapi bukan berarti melewati jalan tengah itu adalah solusi untuk mencari jalan yang tercepat,"
"Hormatilah rambu-rambu lalu lintas di kawasan satu arah ini. Artinya, bukan semaunya, mentang-mentang satu arah," Rifat menambahkan.
Â
Area Khusus
Pereli nasional yang juga brand ambassador Mitsubishi di Indonesia itu menyebutkan, jalur hijau di tengah jalan tol bukan lah jalur umum dan bahaya jika dilintasi mobil.
"Kenapa lewat tengah itu membahayakan, karena area itu bukan untuk diinjak mobil untuk nyebrang tetapi escape area yang permukaannya pun kebanyakan lembek,"
"Permukaan lembek tujuannya untuk meredam kecepatan kendaraan dan tentunya lokasi itu dibuat ada gap antara sisi kiri dan kanan supaya ada escape area kalau terjadi sesuatu. Jadi mohon lebih pintar dalam mengemudi, jangan semaunya,"Â pungkas Rifat.
Advertisement