Liputan6.com, Jakarta Tesla membukukan rekor penjualan baru. Tapi penjualan mobil listrik itu belum bisa menutup kerugian yang mereka dapat tahun ini.
Dalam laporan pendapatan triwulanan ke-2 yang dirilis oleh produsen mobil listrik asal Amerika Serikat ini, terungkap bahwa Tesla kehilangan $408 juta atau setara Rp5,7 triliun ($1 = Rp14 ribu) pada kuartal kedua 2019. Di sisi lain, angka itu punya nilai positif. Jumlah yang mereka bukukan jauh lebih baik dibanding periode yang sama setahun lalu.
Advertisement
Baca Juga
Pada 2018, Tesla mengalami kerugian $718 juta (Rp10 triliun). Dan bila digabungkan dengan pendapatan sebesar $6,35 miliar (Rp88 triliun), artinya ada peningkatan 59 persen.
Tesla menghabiskan sejumlah besar uang tunai untuk ekspansi globalnya. Mereka sangat agresif ke Cina dan pembangunan pabrik mobil listrik di Shanghai. Selain itu, Tesla mempercepat pengembangan Model Y sebelum sampai ke tangan pelanggan pada akhir 2020. Tak hanya itu, model pikap listriknya yang pertama juga butuh dana besar.
Menurut USA Today, kerugian dan pendapatan Tesla untuk kuartal kedua tahun ini lebih baik daripada Q2 2018. Namun ada beberapa target yang tidak terpenuhi.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Rekor Penjualan Mobil Listrik
Sebelumnya menurut analis dari S&P Global Market Intelligence, pendapatan kuartal kedua diprediksi berada pada $6,44 miliar (Rp89 triliun). Sedangkan rugi bersih yang dialami Tesla sebesar $298 juta (Rp4,1 triliun). Akibatnya harga saham turun 11,1 persen.
Awal bulan ini, Tesla mengonfirmasikan dapat mencetak rekor penjualan 95.200 unit mobil listrik pada kuartal kedua, lonjakan 134 persen dari tahun sebelumnya. Model 3 menyumbang 72.531 unit, 3 sementara penjualan Model S dan Model X berjumlah 17.650, turun 21 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Advertisement