Harga Nyaris Sama, Pilih Honda Monkey atau CBR250RR?

Honda Monkey yang mulai dijual oleh PT Astra Honda Motor (AHM) memiliki banderol Rp65 jutaan. Harga tersebut setara dengan CBR250RR tipe standar (grafis Honda Racing Red).

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Agu 2019, 06:03 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2019, 06:03 WIB
Honda Monkey
Honda Monkey resmi dihadirkan Astra Honda Motor dengan harga fantastik, senilai HOnda CBR250RR. (Dian Tami/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Honda Monkey yang mulai dijual oleh PT Astra Honda Motor (AHM) memiliki banderol Rp65 jutaan. Harga tersebut setara dengan CBR250RR tipe standar (grafis Honda Racing Red).

Meski harga jual beda tipis, keduanya punya pasar masing-masing. Monkey untuk konsumen pecinta roda dua klasik, sementara CBR seperempat liter buat penyuka motor sport.

Mereka memang dilego nyaris sama, andai sobat Oto.com punya budget di kisaran segitu dan bingung mau pilih mana, coba baca artikel ini.

1. Desain

Bagi pecinta motor dengan desain klasik ala 80-an, motor ini sangat cocok. Honda Monkey juga memiliki beberapa pilihan warna, seperti kuning, merah dan hitam dipadu dengan stripe berwarna putih bermotif jadul. Penguat kesan retro, tentu emblem Honda lawas.

CBR250RR punya tampilan atraktif. Bukan warnanya, melainkan tarikan garis di beberapa sudut bodi. Tajam dan tegas. Paling kentara terlihat pada pahatan tangki yang melekuk tajam ke atas. Ditambah knalpot dual-muffler yang menyatu, berhasil membuatnya bak moge sejati.

 

2. Teknologi

Honda CBR250RR
Honda CBR250RR mengalami minor change dengan warna yang menarik. (Herdi/Liputan6.com)

Meski bentuknya jadul, tapi soal mesin tidak perlu dikhawatirkan, karena sudah dibekali sistem injeksi khas Honda, PGM-FI Electronic Fuel Injection, bukan karburator. Hal itu juga membuat motor ‘Monyet’ memiliki cukup tenaga dan memiliki pengaturan bahan bakar yang lebih efisien. Konsumsi bahan bakarnya pun lumayan irit, sekitar 67 km per liter. Dari segi keamanan, sudah menggunakan ABS satu channel di sistem pengeremannya. Ditambah dengan Inertial Measurement Unit (IMU) untuk mencegah ban belakang terangkat saat pengereman mendadak.

Si motor sport fairing punya Throttle by Wire. Teknologi itu menggantikan fungsi kabel gas menjadi kabel bertegangan listrik yang mengatur bukaan gas atau akselerasi. Kinerjanya lewat Accelerator Position Sensor. Selain itu, di kelas 250cc ia punya tiga riding mode. Ada comfort, sport dan sport+. Masing-masing mode punya ciri tersendiri. Comfort, untuk berkendara santai dan efisiensi bahan bakar. Sport, menghasilkan power maksimum linear (menyesuaikan putaran gas). Dan terakhir Sport-plus, memberikan respons gas yang lebih cepat saat ingin mengendara kencang atau agresif. Fitur itu juga merupakan sebuah keunggulan yang tak dimiliki oleh lawannya.

3. Fitur

Tampangnya memang klasik, tapi motor mungil itu punya fitur modern. Panel meter digital full LCD berbentuk bulat, pencahayaan sudah mengaplikasikan teknologi LED. Anak kunci dengan wave pattern, serta disematkan answer back system untuk memudahkan mencari sepeda motor saat di parkiran.

Motor yang mengusung tagline "total control" itu semua lampunya sudah full LED. Panel instrumennya pun sudah full digital. Bahkan, akhir-akhir ini berembus kabar CBR250RR terbaru bakal mendapat tambahan fitur. Rumornya hendak dilengkapi keyless, assist & slipper clutch serta perangkat quick shifter.

 

4. Suspensi dan Pengereman

Dengan bobotnya yang ringan 107 kg, motor ‘kerdil’ itu punya suspensi yang sesuai. Bagian depan dipasangkan inverted telescopic berukuran 100 mm, belakang pakai shockbreaker dengan axle travel sepanjang 104mm. Membuat luwes saat melakukan manuver. Seperti motor berkelas sport, sudah pakai Double Disc Brake, bagian depan berukuran 220 mm dan belakang berukuran 190 mm. Tambahan bagian depan tersemat rem dengan sistem ABS, sehingga lebih aman dan mencegah tergelincir saat pengendara melakukan rem mendadak.

Untuk meredam guncangan dan menjaga pengendalian si motor sport fairing, bagian depan sudah mengadaptasi suspensi upside-down lansiran Showa. Di belakang, menggunakan mono shock dengan lima setelan dan sistem pro-link. Sayangnya, untuk tipe standar belum terpasang ABS.

5. Performa

Walau tidak bisa dibandingkan langsung, tidak ada salahnya jika kita berikan informasinya. Monkey punya mesin yang mengedepankan sensasi berkendara menyenangkan. Mesinnya silinder tunggal horizontal 4 percepatan SOHC 125cc. Ditunjang dengan teknologi PGM-FI yang menghasilkan tenaga maksimal 9,6 Tk pada 7.000 rpm dan torsi sebesar 11 Nm pada 5.250 rpm.

Sedangkan motor sport Honda mesinnya 249,7cc, 2 silinder dengan 6 percepatan. Torsi maksimumnya 23,3 Nm di 11.000 rpm. Power maksimumnya 38,1 Tk di 12.500 rpm. Bagi konsumen yang menginginkan motor sport fairing, motor ini bisa jadi pilihan yang pas.

Kesimpulannya, kehadiran Honda Monkey memang memberikan pilihan baru untuk pecinta roda dua dengan budget Rp 60 jutaan. Si ‘Monyet’ menitikberatkan kepada pehobi, sedangkan motor sport 250 cc itu jelas untuk konsumen penyuka kecepatan. 

Sumber: Oto.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya