Salah Kaprah Penggunaan Fog Lamp dan Lampu DRL

Sesuai namanya, fog lamp dinyalakan jika memang kondisi berkabut, atau saat hujan lebat terutama saat malam hari

oleh Arief Aszhari diperbarui 20 Agu 2019, 14:02 WIB
Diterbitkan 20 Agu 2019, 14:02 WIB
Compact Crossover Datsun Bakal Diungkap di Tokyo
Bagian yang ditonjolkan pada teaser ini antara lain desain grill serta headlamp dan foglamp.

Liputan6.com, Jakarta - Mobil modern yang saat ini beredar di pasaran, sebagian besar sudah dilengkapi dengan lampu kabut alias fog lamp. Namun, masih banyak pengguna kendaraan, yang tidak mengetahui fungsi lampu tersebut saat berkendara di jalan jalan raya.

Dilansir laman resmi Hyundai Indonesia, kerap kali ditemukan pengendara mobil yang dengan bangganya menyalakan lampu kabut pada malam hari, padahal ini salah kaprah.

Bahkan yang lebih lucu, aksesori lampu yang belakangan ini makin jadi tren, yakni daytime running lights (DRL) ikut dinyalakan bersama lampu kabut dan lampu utama pada malam hari.

Alhasil, pengendara mobil di depannya dibikin silau dengan sinar lampu yang luar biasa terang dan banyak.

Padahal, sesuai namanya, lampu kabut dinyalakan jika memang kondisi berkabut, atau saat hujan lebat terutama di malam hari. Hal tersebut karena sorotan fog lamp cenderung fokus ke satu arah, daripada pendaran cahaya headlamp yang lebih menyebar jauh ke depan.

Sementara, DRL merupakan fitur penunjang keselamatan berkendara yang awalnya diterapkan di mobil-mobil Eropa dan Amerika Serikat.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Fungsi DRL

Fungsinya bukan sebagai aksesori, tapi lebih alat komunikasi dari kendaraan ke pengendara lain sehingga menyala terus-menerus baik siang dan malam.

LED lebih ke sistem pencahayaan dari lampu utama yang menggantikan peran dari bohlam biasa, seperti hologen dan HID. Penempatan DRL dan LED pada umumnya berbeda, sebagian ada yang terpisah dari headlamp, sebagian lagi ada yang menyatu dengan rumah headlamp.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya