Lebih Murah Merawat Mobil Hybrid atau Konvensional?

Peraturan Presiden (Perpres) tentang percepatan industri Kendaraan Bermotor Listrik (KBL) berbasis baterai dalam negeri diterbitkan untuk meningkatkan gairah mobil ramah lingkungan, seperti mobil listrik atau hybrid.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Okt 2019, 10:02 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2019, 10:02 WIB
Toyota
Toyota Prius. (Arief / Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Peraturan Presiden (Perpres) tentang percepatan industri Kendaraan Bermotor Listrik (KBL) berbasis baterai dalam negeri diterbitkan untuk meningkatkan gairah mobil ramah lingkungan, seperti mobil listrik atau hybrid

Saat ini di Indonesia, Toyota yang menjual paling banyak deretan produk dengan bantuan tenaga listrik. Tepatnya lima produk: Prius Hybrid, Camry Hybrid, Alphard Hybrid, C-HR Hybrid dan Corolla Altis Hybrid. Bahkan ada satu lagi mobil listrik yang sedang disiapkan, Prius PHEV (Plug-in Hybrid Electrified Vehicle).

Wajar, karena Toyota sudah 10 tahun menjual mobil elektrifikasi. Terlebih lagi, sejak 2009 hingga Juli 2019, tercatat 2.100 mobil hybrid Toyota laku di Indonesia. Menyongsong era mobil listrik, tipe yang dipasarkan dan populasinya pun pasti meningkat.

Bagaimana kesiapan Toyota melayani perawatan dan perbaikan mobil listrik? Lalu berapa perbedaan biaya perawatan mobil bermesin pembakaran biasa dengan mobil hybrid atau mobil listrik?

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kesiapan Servis Mobil Ramah Lingkungan

Toyota mengajak kami ke Banyuwangi, Jawa Timur, menunjukkan kesiapan mereka melayani konsumen mobil listrik di seluruh wilayah Indonesia, sekaligus simulasi proses perawatan mobil listrik di salah satu bengkel resmi Toyota Auto2000. Kegiatan ini bagian dari rangkaian acara Electrification Journalist Test Drive di Banyuwangi-Bali pada 9-11 October 2019.

Menurut Faozan Saptadi, kepala bengkel Auto2000 Banyuwangi, perawatan mobil hybrid dengan mobil bensin tidak jauh beda. Ia mencontohkan perawatan mobil Toyota C-HR Hybrid.

"Dibandingkan C-HR bermesin bensin, C-HR Hybrid hanya punya dua komponen tambahan yang perlu diperiksa dan diganti secara rutin, saringan atau filter pendingin baterai dan cairan pendingin inverter," kata Faozan.

Pertama, filter pendingin baterai. Komponen ini terletak di bagian bawah kursi penumpang belakang sebelah kanan C-HR Hybrid. Filter ini berfungsi menyaring debu, agar tidak mengganggu sistem pendinginan baterai yang terletak di bawah kursi belakang.

"Pengecekan dilakukan setiap 6 bulan sekali atau 10rb km. Bila perlu diganti, harga komponennya sekitar Rp 60 ribu," lanjut Faozan.

 

Cairan Pendingin

Kedua, cairan pendingin inverter. Cairan ini berfungsi mendinginkan inverter, penyalur daya listrik ke roda. Komponen ini diperiksa setiap 40 ribu km. Cairan ini diganti setiap 240 ribu km, yang digunakan sama dengan cairan radiator. Harga Long Life Coolant (LLC) sekitar Rp 650 ribu untuk galon berukuran 4 liter. Sedangkan yang dibutuhkan hanya 3,2 liter.

Faozan menambahkan, selebihnya tidak ada perbedaan standar pengecekan dengan C-HR versi non hybrid. "Memang ada tambahan komponen seperti baterai, inverter dan lainnya. Tapi itu semua sama seperti perawatan mesin. Selama tak ada kerusakan komponen, tak perlu ada yang diganti," lanjutnya.

Faozan juga mengatakan, Toyota memberikan garansi mesin 3 tahun atau 100 ribu km. Sedangkan baterai hybrid dijamin selama 5 tahun atau 150 ribu km.

Sumber: Oto.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya