3 Kebiasaan Sopir Bus Hong Kong yang Wajib Ditiru di Indonesia

Menariknya, semua pengemudi mematuhi rambu tersebut, termasuk sopir bus. Bahkan saat jalan di seberang terlihat kosong, tak ada pengendara yang nekat melaju sebelum lampu menunjukkan warna hijau.

oleh Amal Abdurachman diperbarui 14 Okt 2019, 09:03 WIB
Diterbitkan 14 Okt 2019, 09:03 WIB
Keliling Hong Kong dengan Bus Kota
Penawaran Hop-on, Hop-off Open Top Bus Sightseeing Tour juga menjadi salah satu pilihan tur gratis yang bisa dinikmati jika merencanakan perjalanan bersama Cathay Pacific

Liputan6.com, Hong Kong - Bepergian di luar negeri menggunakan transportasi umum memiliki tantangan tersendiri. Misalkan saja Hong Kong yang menawarkan beragam transportasi, mulai dari taksi, bus, MTR (Mass Transit Railway), Airport Express dan lain sebagainya. Dari sekian banyak pilihan tersebut, bus merupakan moda transportasi yang ideal.

Tarif bus di Hong Kong terbilang cukup terjangkau, selain itu jurusannya ada banyak dan menjangkau berbagai lokasi wisata yang tidak ter-cover oleh MTR, seperti Ngong Ping atau Victoria Peak. Selama Liputan6.com, berkeliling Hong Kong menggunakan bus, setidaknya ada 3 kebiasaan sopir bus yang patut diterapkan di Indonesia.

 

Perbaikan jalan di Hong Kong
Perbaikan jalan di Hong Kong (Amal/Liputan6.com)

1. Patuh pada Peraturan Meski Tak Ada yang Melihat

Sengaja melanggar dengan alasan 'tidak ada polisi' bukanlah hal yang lumrah di sini. Saat Liputan6.com menggunakan bus ke daerah Ngong Ping, tidak ada polisi lalu lintas yang bertugas. Kondisi jalan 2 arah terbilang sempit, dan garisnya kebanyakan tidak putus, sehingga tak boleh menyusul.

Saat ada perbaikan jalan, dan jalur menyempit menjadi satu. Tidak terlihat ada pekerja yang mengatur lalu lintas, melainkan hanya ada rambu yang memperingatkan "saat lampu merah nyala, tunggu di sini".

Menariknya, semua pengemudi mematuhi rambu tersebut, termasuk sopir bus. Bahkan saat jalan di seberang terlihat kosong, tak ada pengendara yang nekat melaju sebelum lampu menunjukkan warna hijau.

2. Menghargai Pengguna Jalan Lainnya

Jalur khusus menyusul.
Jalur khusus menyusul. (Amal/Liputan6.com)

Pemandangan bus kebut-kebutan di Indonesia merupakan pemandangan yang tak asing lagi. Bahkan, banyak bus yang melalukan aksi membahayakan tersebut.

Meski di Hong Kong jalannya relatif sempit, di beberapa tempat disediakan lahan tambahan di sebelah kiri dengan rambu bertuliskan passing place atau tempat menyusul. Saat ada kendaraan lain ingin menyusul, maka bus akan mengurangi kecepatan dan berhenti sebentar di passing place.

Tak ada suara klakson yang diberikan oleh pengendara yang ingin menyusul. Tanda terima kasih yang disampaikan oleh pengemudi yang menyusul adalah lambaian tangan dan senyum.

Sopir bus pun tak pilih-pilih untuk mengalah. Meski hanya ada 1 sepeda motor yang ingin menyusul, sopir bus tak ragu untuk mengurangi kecepatan dan merapat ke passing place. 

Tak ada pemandangan bus saling susul menyusul. Bus yang lebih lambat akan sadar diri dan memberikan jalan kepada bus yang ingin menyusul. 

3. Berkendara dengan Konsentrasi Penuh

Sopir bus di Hong Kong
Sopir bus di Hong Kong (Amal/Liputan6.com)

Berdasarkan pengalaman Liputan6.com menggunakan bus di Hong Kong. Semua sopir bus memiliki satu kesamaan, yaitu konsentrasi penuh saat berkendara. Tidak ada yang menggunakan smartphone, bahkan terdapat tulisan dilarang mengajak berbicara sopir bus saat sedang mengemudi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya