Isuzu Panther Makin Terpuruk, Ini Alasannya

Isuzu Panther memiliki sejarah panjang di pasar otomotif Indonesia. Hingga kini, PT Isuzu Astra Motor Indonesia masih mempertahankannya namun penjualan mobil bermesin diesel tersebut kian terpuruk.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 12 Des 2019, 16:05 WIB
Diterbitkan 12 Des 2019, 16:05 WIB
Nasib Isuzu Panther Tergantung Prinsipal di Jepang
Pengembangan Panther bergantung pasar dan terutama prinsipal Isuzu.

Liputan6.com, Karawang - Isuzu Panther memiliki sejarah panjang di pasar otomotif Indonesia. Hingga kini, PT Isuzu Astra Motor Indonesia masih mempertahankannya namun penjualan mobil bermesin diesel tersebut kian terpuruk.

Dalam satu bulan, Isuzu Panther diakui hanya bisa terjual sebanyak 300 unit. Lantas apa alasan Isuzu Panther semakin ditinggalkan?

Menanggapi hal itu, Vice President Director PT Isuzu Astra Motor Indonesia, Keiji Takeda mengungkapkan, pihaknya yang lebih fokus pada kendaraan komersial menjadi salah satu alasan penjualan Panther semakin terpuruk.

"Karena Isuzu tidak seperti Toyota, Daihatsu yang khusus menjual passenger car. Kalau Isuzu mulai dari LCV, sampai truk besar. Jenis kendaraan banyak sekali," kata Keiji di Karawang, Jawa Barat.

 

Fokus Jualan Truk

Keiji juga mengaku pihaknya saat ini lebih berkonsentrasi pada penjualan truk dan LCV. Karena itu, mobil penumpang Isuzu tak memiliki angka penjualan maksimal.

"Kita harus konsentrasi kemana. Jadi kita utamakan ke truk, habis itu LCV baru passanger car," tuturnya.

Saat disinggung kendaraan penumpang lainnya, seperti mu-X dan D-Max, Keiji mengaku penjualannya hanya berkisar di angka 100 unit setiap bulannya.

"Kalau mu-X penjualannya lumayan, per bulannya kira-kira 100 unit. Kalau D-Mmax pikap itu kebanyakan ke fleet, jadi penjualannya tidak stabil," tuturnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya