Uji Kesabaran, Lampu Merah Menyala Semakin Lama Jika Diklakson

Jika Anda pernah berkunjung ke India, maka satu hal yang tak mungkin dilupakan adalah suara klakson.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Feb 2020, 11:02 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2020, 11:02 WIB
Uji Kesabaran, Lampu Merah Menyala Semakin Lama Jika Diklakson
Uji kesabaran, lampu merah menyala semakin lama jika diklakson (Interesting Engineering)

Liputan6.com, Mumbai - Jika Anda pernah berkunjung ke India, maka satu hal yang tak mungkin dilupakan adalah suara klakson. Hampir setiap pengemudi menekan klakson untuk mengungkap ketidaksabaran terhadap lampu merah. Pihak kepolisian harus turun tangan untuk mencegah hal tersebut.

Anda pasti pernah menghadapi pengemudi dengan hobi menekan klakson. Tak ada rintangan mengadang dia bunyikan. Bahkan saat lampu lalu lintas masih merah, mereka tampak tidak sabar dengan mengeluarkan suara terompet, yang malah berakhir menyebalkan. Atau mungkin Anda merupakan salah satunya. Segeralah introspeksi diri.

Pasalnya, bukan itu fungsi utama klakson. Jika digunakan untuk memberitahu pengemudi depan yang lengah, sila lakukan. Tapi bila dibunyikan karena tidak sabar, ini hanya menciptakan polusi suara nan mengganggu. Lampu merah tidak akan segera berganti hijau bila terus dimaki. Kendati begitu, Itulah kenyataan di India. Contoh Mumbai, dinobatkan sebagai salah satu kota terpadat di dunia. Tak aneh bila kemacetan jadi permasalahan dan bercabang ke problematika lain seperti polusi suara.

Dengan populasi 1,87 juta penduduk, mereka semua seliweran dengan kendaraan masing-masing. Ingin cepat sampai tujuan tapi kepadatan justru membatasi gerak. Mungkin frustasi dan ingin memaki sehingga klakson menjadi senjata andalan. Kondisi ini sangat buruk membuat Polisi juga kegerahan. Mereka coba pasang alat khusus disebut “The Punishing Signal”. Dijelaskan lewat cuitan video @MumbaiPolice.

 

Decibel Meter

Beberapa titik kemacetan dipasang peranti yang disebut decibel meter. Alat ini berfungsi untuk mendeteksi kebisingan dalam satuan desibel (dB). Jika angka melampaui 85 dB, lampu lalu lintas bakal mengulang hitungan waktu. Semakin berisik, semakin lama pengendara tersangkut di persimpangan. Lucu, ekspresi pengendara tampak kebingungan kala penghitung mundur kembali ke titik awal. Pun orang sekitar menegur mereka yang tidak sabar.

Ibarat Ibu guru mendiamkan murid sekelas lantaran anak-anak tak henti mengobrol. Pulang jadi terlambat bukan? Itulah solusi Kepolisian Mumbai terhadap kebanyakan pengemudi tidak sabaran. Seperti memperlakukan anak SD. Di lampu lalu lintas pun ditulis “Semakin diklakson, semakin lama menunggu”.

 

Keadaan Darurat

Lantas, bagaimana bila ada keadaan darurat? Saat harus segera ke rumah sakit misalnya. Cukup mengerikan bila orang sekitar tetap tidak mau mengikuti aturan sehingga lalu lintas tak kunjung lancar. Tentu butuh waktu yang tak cepat untuk mengubah suatu kebiasaan. Beruntung selama masa percobaan polisi sudah mempertimbangkan risiko ini. Mereka siapkan jalur hijau sebagai jalur emergency.

Skema hukuman seperti ini belum diberlakukan secara menyeluruh. Baru sebatas uji coba pada November dan Desember. Saat ini mereka masih dalam tahapan pembahasan bagaimana cara mengimplementasikan lebih luas lagi. Semoga kondisi lalu lintas kita tidak sampai sekacau ini. Dari pengamatan masih bisa dibilang sopan meski seringkali terdengar klakson bernyanyi riang tak seirama, sepersekian detik setelah lampu hijau menyala.

Sumber: Oto.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya