Liputan6.com, Jakarta - Hyundai dan Kia bekerja sama mengembangkan transmisi pintar untuk mobil nirsopir. Teknologi bernama Information and Communication Technology (ICT) Connected Shift System bisa memilih posisi gear terbaik di berbagai kondisi.
Lantas bagaimana cara kerjanya? Hyundai dan Kia memanfaatkan teknologi navigasi real-time yang dikirimkan lewat kamera, radar dan pemetaan jalan 3 dimensi. Dilansir motor1.com, navigasi 3 dimensi akan menyediakan berbagai informasi terkait ketinggian, kemiringan, sudut belokan dan berbagai peristiwa jalan, termasuk kondisi lalu lintas. Sementara radar mendeteksi kecepatan dan jarak dari kendaraan di depan. Kemudian kamera depan menyajikan pengetahuan tentang posisi jalur dan keberadaan kendaraan atau obyek.
Advertisement
Baca Juga
Semua input itu dikirim ke Transmission Control Unit (TCU). Kemudian mengatur perpindahan gigi berdasarkan perhitungan algoritma artificial intelligence. Ia diklaim punya banyak keuntungan, mulai dari peningkatan efisiensi konsumsi bahan bakar hingga pengendalian. Sebagai contoh, ketika mobil dapat memperlambat laju dalam waktu relatif lama dan tak ada hambatan lalu lintas di depan, transmisi secara sementara mengubah posisi ke netral, guna menghemat penggunaan bahan bakar.
Di saat membutuhkan akselerasi cepat untuk memasuki jalan bebas hambatan. Mode berkendara otomatis mengubah opsi ke Sport, sehingga mobil dapat menyamai laju kendaraan lain di jalur itu. Setelah mobil bersinergi dengan keramaian jalan tol, sistem mengganti kembali ke mode normal untuk menghemat bahan bakar. Selain itu, engine brake juga secara otomatis diterapkan pada saat pengemudi melepas pedal akselerator. Perubahan jarak dari mobil depan terdeteksi radar untuk menyesuaikan gigi transmisi yang tepat secara otomatis. Hasilnya kualitas pengemudian menjadi lebih baik.
Â
Lebih Efisien
Berdasar pengujian internal, ICT Connect Shift System mampu mengurangi frekuensi penggantian gigi saat berbelok di tikungan sebesar 43 persen. Begitu pula pengereman juga ikut tereduksi sebesar 11 persen dalam kondisi yang sama. Ini sangat bermanfaat dalam menjaga pengemudi agar tak cepat lelah dan masa pakai komponen pengereman.
Hyundai dan Kia berencana menerapkannya pada model di masa depan. Namun, belum diketahui produk mana. Yang dapat dipastikan, teknologi itu akan dipakai kendaraan nirsopir.
"Kendaraan berevolusi dari sekadar mobilitas sederhana menjadi solusi mobilitas pintar. Bahkan sektor tradisional dalam kendaraan, seperti powertrain, menjadi perangkat berteknologi tinggi yang dioptimalkan untuk mobilitas cerdas, melalui upaya mengintegrasikan ICT dan teknologi inteligensi buatan," ucap Byeong Wook Jeon, Head of Intelligent Drivetrain Control Research Lab dalam keterangan resmi.Â
Sumber: Oto.com
Advertisement