Mengulik Kode Beban dan Kecepatan Pada Ban Motor

Jika kondisi ban sudah tidak normal sebaiknya langsung lakukan penggantian. Pasalnya ban sebagai komponen vital pada kendaraan harus dalam kondisi prima.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Jul 2020, 06:05 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2020, 06:05 WIB
ban
Kode pada ban kendaraan. (thebikestig)

Liputan6.com, Jakarta - Jika kondisi ban sudah tidak normal sebaiknya langsung lakukan penggantian. Pasalnya ban sebagai komponen vital pada kendaraan harus dalam kondisi prima.

Ketika mengganti ban sepeda motor selain harus memperhatikan ukuran pelek, compound, jangan lupa untuk mencermati kode-kode pada dinding ban.

Di dinding ban biasanya terdapat kode tahun pembuatan, beban tekanan ban, hingga batas maksimal kecepatan ban.

Tidak sedikit yang salah kaprah mengartikan M/C pada ban. Kode tersebut tidak mengandung penjelasan sebagai Medium Compound, melainkan Motorcycle, yang artinya ban untuk sepeda motor.

"Ini sering orang salah kaprah. Bahkan di media juga pernah saya baca salah menulisnya. Di artikelnya ditulis M/C adalah Medium Compound. Itu salah besar, bisa menyesatkan konsumen," buka Freddy Yohannes, Head of Promotion PT Banteng Pratama Rubber selaku produsen ban Mizzle.

Menurut Freddy, banyak orang tidak bisa membaca kode bobot dan kecepatan yang ada pada dinding ban sepeda motor.

Misalnya tercetak kode M/C 45S, di mana angka 45 mengandung arti bahwa bobot tekanan maksimal pada ban adalah 165 kg, dan hurus 'S' berarti ban motor dapat dipacu hingga 180 km/jam. Jadi, hurus S artinya bukan Speed.

Kode tersebut wajib tertera pada seluruh ban dan berlaku secara internasional. Tanpa kode tersebut, maka produsen ban tidak bisa memasukkan produknya ke negara-negara lain.

"Kode tersebut harus ada dan berlaku internasional. Apalagi kalau kita mau ekspor. Mau ban merek lokal atau impor itu harus ada. Mereka (negara penerima) mau di ban informatif. Jadi mereka biasanya nolak kalau ban yang mau kita ekspor tidak ada kode informatif tersebut," jelasnya.

 

Penjelasan

Semakin besar angkanya, maka akan makin besar pula bobot yang bisa ditahan oleh ban. Sebaliknya, makin ke atas kode hurufnya, maka kecepatan yang bisa dipacu makin tinggi.

"Kalau dipaksakan melebihi dari bobot atau kecepatan yang seharusnya, ban bisa meledak, pecah, karena ban itu kan makin lama makin panas. Kita sudah pernah melakukan pengetesan batas maksimalnya pabrik, lebih dari ketentuan itu ban semuanya pecah," ujarnya.

Kode angka makin besar biasanya diperuntukan untuk moge. Untuk kode huruf B sampai U biasanya untuk motor-motor 250cc ke bawah.

"Kalau hurufnya sudah V, W, Y itu biasanya untuk motor-motor besar, seperti superbike atau MotoGP," terangnya.

 

Kode Beban dan Kecepatan

Tidak heran jika pada ban-ban motor besar seringkali terlihat kode W69 atau W70 dan seterusnya.

Kode huruf V sendiri artinya motor dapat dipacu pada kecepatan 240 km/jam, W bisa dipacu pada kecepatan 270 km/jam, dan Y motor bisa digeber hingga 300 km/jam.

Berikut daftar contoh kode beban dan kecepatan:

Kode Beban                 

30       106 kg               

31       109 kg

32       118 kg

33       115 kg

38       132 kg

40       140 kg

41       145 kg

42       150 kg

43       155 kg

44       160 kg

45       165 kg

46       170 kg

47       175 kg

48       180 kg

49       185 kg

50       190 kg

51       195 kg

 

Kode Kecepatan

B    50 km/jam       

C    60 km/jam       

D    65 km/jam 

E    70 km/jam

F    80 km/jam

G   90 km/jam

J    100 km/jam

K    110 km/jam

L    120 km/jam

M   130 km/jam

N   140 km/jam

P    150 km/jam

Q   180 km/jam

R    200 km/jam

S    180 km/jam

T    190 km/jam

U    200 km/jam

V  240 km/jam 

W 270 km/jam

Y  300 km/jam

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya