Demi Bahan Bakar Ramah Lingkungan, Pertamina Terus Lakukan Riset

Perkembangan mesin kendaraan membuat PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Regional (MOR) 3 selalu melakukan riset untuk menciptakan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 23 Jul 2020, 15:17 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2020, 15:03 WIB
20150930-Pom Bensin-BBM-SPBU-Jakarta
Aktivitas pengisian BBM di SPBU Cikini, Jakarta, Rabu (30/9/2015). Menteri ESDM, Sudirman Said menegaskan, awal Oktober tidak ada penurunan atau kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) baik itu bensin premium maupun solar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan mesin kendaraan membuat PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Regional (MOR) 3 selalu melakukan riset untuk menciptakan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.

Hal tersebut disampaikan General Manager Pertamina MOR 3 Tengku Fernanda di program Udara Bersih Langit Biru.

"Untuk grafik tingkat polusi di sebagian kota besar berada di bawah garis batas. Tapi itu tidak membuat kami terlena dan tak melakukan apa-apa," katanya melalui live streaming saluran Liputan6.com, Kamis (23/7/2020).

Dengan melakukan riset, bahan bakar yang lebih baik dapat terwujud. Hal ini juga disesuaikan dengan perkembangan mesin kendaraan ke arah yang lebih baik.

"Tentunya kami tetap berusaha sebaik mungkin bagaimana menciptakan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan dibandingkan yang ada saat ini melalui riset," tuturnya.

"Kami juga akan memperhatikan spesifikasi mesin yang dibuat sehingga bahan bakar pun akan selalu dikembangkan sesuai dengan spesifikasi mesin kendaraan," Tengku menambahkan.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Video Competition for Kids bertema Udara Bersih Langit Biru

Selain itu, PT Pertamina melalui Marketing Operation Region (MOR) III mengajak siswa-siswi SD - SMP adu bakat dan kreativitas sebagai Anak Indonesia yang peduli lingkungan, dalam Video Competition for Kids bertema Udara Bersih Langit Biru.

Dengan menunjukkan kreativitas, peserta yang terpilih menang bisa membawa hadiah jutaan rupiah dan sepeda keren.

"Anak-anak memiliki dasar pengetahuan yang tak terlepas dari aktivitasnya sehari-hari. Karena itu, kami berpikir untuk mengeksplor apa yang ada di pikiran anak anak terkait terciptanya langit biru dan menekan polusi udara," ujar Tengku Fernanda.

Pertamina Uji Coba Produksi Avtur Campuran Minyak Sawit Akhir 2020

Pertamina tengah menyiapkan Kilang Cilacap untuk bisa uji coba memproduksi green avtur pada akhir tahun 2020. Hal ini menyusul suksesnya uji coba produksi Green Diesel D100 di Kilang Dumai sebesar 1000 barel per hari.

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menjelaskan, pada akhir 2020 Pertamina akan melakukan uji coba produksi Green Avtur yang pertama dengan Co-Processing injeksi 3 persen minyak kelapa sawit atau CPO yang telah diproses lebih lanjut.

“Uji coba green avtur ini merupakan bagian dari roadmap pengembangan biorefinery Pertamina dalam rangka mewujudkan green energi di Indonesia. Selain Kilang Dumai yang sudah berhasil mengolah 100 persen minyak sawit menjadi Green Diesel D100, Pertamina juga akan membangun 2 (dua) Standalone Biorefinery lainnya yaitu di Cilacap dan Plaju,” ujar Nicke dalam keterangan resmi, kamis (23/7/2020).

Standalone Biorefinery di Cilacap nantinya dapat memproduksi green energy berkapasitas 6.000 barel per hari. Sedangkan Standalone Biorefinery di Plaju dengan kapasitas 20.000 barel per hari. Kedua standalone Biorefinery ini kelak akan mampu memproduksi Green Diesel maupun Green Avtur dengan berbahan baku 100 persen minyak nabati.

“Pertamina terus melangkah sejalan dengan trend penyediaan energi dunia dengan mengupayakan hadirnya green energy. Selain Green Diesel dan Green Avtur yang akan diujicoba, Pertamina juga telah melakukan ujicoba Green Gasoline. Beberapa perusahaan dunia sudah dapat mengolah minyak sawit menjadi green diesel dan green avtur, namun namun untuk green gasoline Pertamina merupakan yang pertama di dunia," imbuh Nicke.

Green gasoline tersebut telah berhasil diuji cobakan di fasilitas Kilang Plaju dan Cilacap sejak 2019 dan 2020. Dimana Pertamina mampu mengolah bahan baku minyak sawit hingga sebesar 20 persen injeksi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya