Mengulik Pembaruan Teknologi Honda CBR250RR SP Quick Shifter

Honda baru saja meluncurkan Honda CBR250RR Special (SP) Quick Shifter. Tak ada perubahan dari sisi tampilan, hanya terlihat perbedaan dari pembaruan warna.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Agu 2020, 16:00 WIB
Diterbitkan 24 Agu 2020, 16:00 WIB
Modifikasi Honda CBR250RR SP Quick Shifter
Modifikasi Honda CBR250RR SP Quick Shifter (oto.com)

Liputan6.com, Jakarta - Honda baru saja meluncurkan Honda CBR250RR Special (SP) Quick Shifter. Tak ada perubahan dari sisi tampilan, hanya terlihat perbedaan dari pembaruan warna.

Namun perihal teknologi dan dapur pacu tak dilepas begitu saja. Tenaganya meningkat serta ketambahan perangkat ala motor balap. Nyatanya, cukup banyak komponen baru terbenam di balik fairing.

"Bagian atas piston, atau disebut dom kami ubah. Agak dinaikkan. Karena itu kompresinya naik jadi 12:1, sebelumnya 11,5:1. Berbeda lagi di bagian bawah piston, justru dikurangi supaya mengurangi gesekan. Area bawah silinder juga dicoak, sehingga saat langkahnya memompa tekanan terbuang ke samping dan makin bagus. Adapun sedikit perbedaan pada conrod. Tidak lagi memakai mur, hanya dikunci baut saja agar lebih ringan," jelas Endro Sutarno, Technical Service Division PT Astra Honda Motor, saat diwawancarai OTO.com setelah sesi uji coba CBR baru.

Komponen-komponen tadi baru yang utama. Di samping itu, pendukung Honda CBR250RR Special (SP) Quick Shifter ikut kena revisi. Mulai dari crankshaft, pin piston, serta per klep disesuaikan guna mengoptimalisasi kinerja piston baru.

"Crankshaft banyak berubah. Sebab sangat berhubungan dengan power yang lebih, sehingga part pendukung harus optimal kekuatannya. Sampai pin piston juga dibuat lebih tebal dari versi sebelumnya. Dan karena putaran mesin tinggi, per klep turut diperpendek agar bukaan gas kian ringan. Lantas balancer ikut direduksi, diameternya berubah," tambah Endro.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Sistem Bahan Bakar

Bukan hanya area mesin dipugar. CBR250RR SP mengalami pembaruan sistem bahan bakar, terutama soal penyaring udara. Yang tadinya diposisikan rata, kini agak merunduk. Adapun lubang yang diperbesar demi memasukkan udara lebih banyak. Salah satu hal yang tentunya ikut direvisi, adalah ECU. Setingan-nya berbeda jauh dengan generasi sebelum.

Maka dari itu ekstraksi mesin 250 cc DOHC dua silinder segaris tereskalasi. Outputnya menjadi 40,2 Tk keluar di 13.000 rpm, naik 2 Tk dari sebelumnya 38,2 Hp/12.500 rpm. Torsinya pun terdongkrak jadi 25 Nm pada 11.000 rpm, alias meningkat 1,7 Nm. Translasi tenaga tadi diklaim membuat CBR bisa menuntaskan jarak 0-200 meter dalam 8,65 detik. Sementara kecepatan puncak disebut menyentuh 172 kpj.

Barulah masuk area girboks. Transmisi manual enam percepatan lama sebetulnya masih dipertahankan. Platformnya kurang lebih serupa. Namun, sesuai yang mereka gaungkan, kini proses perpindahan gigi dibantu perangkat elektronik canggih ala motor balap. Boleh dibilang hal ini membuatnya berhasil menyandang status sport fairing seperempat liter dua piston terlengkap. Sebab tak satupun rival sanggup menawarkan assist dan slipper clutch, serta merta quick shifter bi directional.

"Supaya penyaluran tenaga makin bagus, didukung juga dengan perangkat terbaru, yaitu assist dan slipper clutch. Dampaknya mengurangi power lost pada kopling, sekaligus lebih ringan," ungkapnya.

 

Assist dan Slipper Clutch

Ya, sepengalaman kami, assist dan slipper clutch bekerja maksimal. Menarik tuas kopling sama sekali tak terasa berat. Digunakan pada jalan raya mestinya masih nyaman. Pun soal slipper clutch, proses perpindahan gigi cukup halus, terutama saat downshift dari rpm tinggi. Engine brake halus tak terasa ada gejala ban terkunci.

Lantas soal quick shifter, tipenya lebih canggih dari milik 250 cc lain – termasuk Ninja ZX-25R. Jika geng hijau mampu memberikan akses dua arah (Naik dan turun gigi), CBR punya setingan lengkap. Anda dipersilakan mengaktifkan quick shifter untuk upshift saja, atau down shift saja. Begitupun jika hendak mematikan keduanya.

Seakan Honda ingin mempertahankan status CBR250RR sebagai sport fairing menengah paling canggih. Kita tahu, adanya sistem throttle-by-wire sejak dulu cukup mengaburkan kompetitor. Respons bukaan gas dan pasokan bahan bakar dikontrol elektronik sehingga lebih presisi. Lantaran mekanisme itu juga lah CBR memiliki mode mengendara. Terbagi jadi tiga: Comfort, Sport, serta Sport Plus. Tinggal pilih sesuai preferensi pengendara, mau melaju santai atau mencari sensasi terjambak saat memutar selongsong gas.

 

Penopang

Endro menambahkan, ada sedikit penyesuaian soal penopang motor. Dijelaskan bahwa tenaga membesar perlu juga memaksimalisasi area kaki-kaki. Suspensi depan belakang sedikit lebih panjang. Dan pentingnya lagi keduanya diracik lebih keras sepuluh persen dari versi sebelum. Yang depan, tujuannya untuk menjaga saat pengereman keras dari kecepatan tinggi, agar motor tetap stabil. Posisinya juga 5 mm lebih keluar dari seri lama, supaya riding position tetap sama. Sementara shock belakang mengeras guna menekan ban ke aspal lebih kuat.

Sisanya tak berubah. Peranti deselerasi masih mengandalkan dua cakram hidrolis yang sama. Masing-masing dijepit kaliper dua piston dan satu piston. Seri SP pun telah dilengkapi sensor ABS dua kanal, mengurangi risiko ban terkunci saat hard braking.

Area kokpit turut disamakan. Layar full digital sedari dulu dapat menginformasikan data komplet, di samping informasi fundamental. Perihal konsumsi bahan bakar rata-rata serta trip meter tertera. Cukup. Cahaya layar pun bisa diatur sesuai kebutuhan pengendara. Dan tentu, soal pencahayaan CBR250RR telah mengadopsi sistem full LED.

Sumber: Oto.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya