Tantang Kawasaki W175, Ini Modal Cafe Racer Murah dari Benelli

Pilihan motor bergaya cafe racer di Indonesia makin beragam dengan hadirnya Benelli Motobi 152. Menjadi penantang Kawasaki W175, harga Benelli Motobi 152 jauh lebih terjangkau, yakni Rp 19,8 juta.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Sep 2020, 14:04 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2020, 14:04 WIB
Benelli
Cafe Racer Benelli

Liputan6.com, Jakarta - Pilihan motor bergaya cafe racer di Indonesia makin beragam dengan hadirnya Benelli Motobi 152. Menjadi penantang Kawasaki W175, harga Benelli Motobi 152 jauh lebih terjangkau, yakni Rp 19,8 juta. Sementara Kawasaki W175 berada di kisaran Rp 30 jutaan.

 

Meski dijual dengan banderol terjangkau, dirinya memiliki beberapa keunikan. Secara desain, tampak jelas kalau motor ini mengusung konsep cafe racer yang khas.

Ragam fitur juga turut serta disematkan guna memberikan kenyamanan dan menjamin keselamatan para pengendaranya. Hal inilah yang membuat Benelli cukup percaya diri terhadap Motobi 152.

Motor blasteran Italia dan Cina ini didesain bergaya klasik, tak kalah dengan pesaingnya. Paling menonjol terlihat dari sisi depan. Ia punya headlamp yang dibuat membulat, sesuai ciri khas motor retro.

Meski berdandan model lawas, di dalamnya sudah dibenamkan pencahayaan dari lampu LED, lengkap dengan DRL. Tapi untuk stoplamp dan sein-nya masih mengandalkan lampu bohlam konvensional.

Kemudian, di atas headlamp telah dibekali spidometer yang dirancang dengan desain retro. Bentuknya bundar dan mengusung panel MID digital-analog. Sederhana namun cukup memberikan informasi secara akurat.

Bagian manual dengan jarum sebagai petunjuk kecepatan, sementara unsur modern diisi dengan odometer. Sisanya di bagian bawah terdapat beberapa lampu indikator.

Setangnya belum mengadopsi under york, seperti yang lazim ditemukan pada motor berjenis cafe racer. Pihak pabrikan sepertinya lebih mementingkan aspek kenyamanan berkendara. Tentu kemudi yang berada lebih rendah dari tangki membuat pengendaranya cepat pegal.

Untuk tangki bahan bakarnya, dibentuk model tear drop. Sedikit membulat dan agak menjulang ke atas, mirip model tangki khas motor tentara Jerman. Diberikan pula pinstripe yang sporty kash motor lawas.

Buat menunjang perjalanan jauh, kuda besi ini cukup mumpuni karena sanggup menampung bahan bakar hingga 12,1 liter. Sementara soal joknya mengusung model tunggal klasik, dibuat memanjang ke belakang. Kursinya itu bisa dibongkar pasang dan cover belakangnya dapat dilepas jika ingin berboncengan.

 

Fitur-Fitur

Bagian belakang berdandan minimalis. Hanya terdapat stoplamp berbetuk bulat, lampu sinyal belok lengkap dengan dudukan pelat nomor. Ketiga komponen tersebut menempel pada sepatbor belakang yang cukup panjang. Cukup untuk menahan cipratan air kala berkendara saat hujan.

Usung konsep Cafe Racer, dimensi yang dibawanya cukup mudah dikendarai oleh orang dewasa dengan postur tubuh pendek. Dirinya mengusung struktur rangka standar berupa Bassinet Type dengan ukuran panjang 1.900 mm, lebar 786 mm, tinggi 1.010 mm dan jarak sumbu rodanya 1.245 mm.

Dengan ketinggian tempat duduk hanya 770 mm dan ground clearance 160 mm, membuat kaki pengemudi tak terlalu jauh menggapai tanah. Bobot keringnya hanya 124 Kg sehingga motor bergaya retro ini mudah dikendarai atau dikendalikan.

Di bawah tangki terlihat blok mesin yang tersusun begitu rapi, sehingga mampu menampilkan kesan gagah. Dari bentuk crankcasenya mengingatkan kita pada mesin Honda GL series, walau tidak terlalu mirip secara detail.

Dirinya menggendong mesin SOHC satu silinder, berkapasitas 149 cc serta pendingin udara, sehingga memungkinkan kuda besi ini lebih fleksibel. Tenaga yang dihasilkan mencapai 11 Hp pada 8.000 rpm dan torsi 11,1 Nm di putaran 6.000 rpm.

Dengan bobot yang lumayan ringan serta daya yang dihasilkan cukup mumpuni, tak heran bila motor buatan Benelli ini mampu mencapai akselerasi yang terbilang lumayan.

Sistem transmisinya masih mengandalkan manual 5 percepatan, dan menggunakan teknologi karburator, alias belum mengusung sistem pembakaran berupa injeksi. Ia dibuat dengan diameter x langkah 62 x 49,5 mm dan memiliki rasio kompresi sebesar 9.3:1.

Boleh dibilang masih bisa untuk menenggak bensin jenis premium. Disediakan pula electric dan kick starter, untuk memudahkan pemilik menyalakan motor kala mesin dalam keadaan dingin.

 

Kaki-kaki dan Pilihan Warna

Agar bisa mendapatkan penglaman yang cukup menarik saat bepergian menggunakan motor bergaya klasik ini, bagian kaki-kakinya cukup ideal. Depannya pakai suspensi teleskopik dengan jarak travel 110 mm.

Diberikan pula cover sok depan yang berfungsi untuk melindungi pipa dari debu dan kotoran, terutama dari tanah. Tentunya, agar tak mudah masuk ke bagian as sok.

Sementara belakangnya dipasangkan telescopik Coil Spring Oil Damped atau tipe tabung dengan jarak main 60 mm.

Kinerja kedua suspensi tersebut membuat nyaman pengendara meski melewati jalan yang bergelombang atau kurang baik. Di satu sisi, untuk memberikan handling yang bagus, dirinya dipasangkan dengan pelek ruji berdiamter 17 inci.

Komponen itu bisa menguatkan karakater motor klasik. Sementara untuk ban depan menggunakan ukuran 3.00, sedangkan belakangnya 110/80.

Tak sampai di situ saja, bahkan guna memberikan kemudahan dalam mengendalikan laju motor ini, ia sudah dibekali rem cakram berdiamter 220 mm (depan) dan tromol (belakang).

Motor bergaya klasik ini disukai oleh konsumen Indonesia karena sejak keluar pabrik sudah menganut unsur retro. Jadi pemilik tidak perlu mengeluarkan budget banyak untuk memodifikasinya.

Ada tiga pilihan warna yang disedikan untuk para pecintanya, yakni hitam dengan list emas, abu kombinasi motif kuning fluo dan putih corak merah. Masing-masing kelir dicirikan dari tangki, bodi belakang dan sepatbor depan.

Sumber: Oto.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya