Maskot Ban Michelin Ternyata Sudah Berumur Ratusan Tahun

Bicara Michelin tentunya tak bisa lepas dari sang maskot bernama Bibendum (Bib). Dan ternyata, sosok ini sudah berumur ratusan tahun.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Jul 2021, 16:09 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2021, 16:09 WIB
Ban Michelin
Bibendum, maskot ban Michelin. (Foto DOk. Michelin)

Liputan6.com, Jakarta - Sebagai produsen ban kendaraan bermotor ternama, nama Michelin tidak lah asing. Jika bicara Michelin tentunya tak bisa lepas dari sang maskot yang berwujud sosok gempal seperti balon yang bernama Bibendum (Bib). Dan ternyata, sosok maskot ini sudah berumur ratusan tahun.

Bib atau dikenal sebagai Michelin Man (Manusia Michelin), ternyata sudah ada sejak 123 tahun lalu. Bib lahir di tangan seorang seniman Perancis bernama Marius Rosillon (O'Galop) dan telah menjadi wajah kesayangan merek Michelin sejak 1898.

Saat ulang tahun ke-120 Bibendum pada 2018, Michelin juga membuat sebuah pameran yang menampilkan petualangan Bibendum, yang diadakan di L'Aventure Michelin Museum di Clermont-Ferrand, Perancis selama 6 bulan.

"Tahun ini ulang tahun Bibendum diperingati dengan sederhana karena kita semua sedang dalam kondisi pandemi. Bibendum telah melewati sejarah panjang selama 123 tahun di seluruh dunia dan telah berevolusi hingga menjadi bentuknya yang sekarang. Sebagai sebuah brand, Bibendum adalah salah satu aset yang sangat kuat untuk Michelin dapat mempromosikan kegiatan dan layanannya," kata Steven Vette, Presiden Direktur Michelin Indonesia.

Bentuk Bibendum lahir lahir dari imajinasi sang pendiri perusahaan, Edouard dan Andre Michelin. Kedua bersaudara yang sedang berada di sebuah pameran internasional di Lyon pada tahun 1894, melihat tumpukan ban sepeda di depan stand mereka.

Seakan melihat siluet seorang pria dari tumpukan ban, keduanya lalu berkata, "Jika diberikan kaki dan tangan, tumpukan ban akan terlihat seperti manusia."

Warna putih yang menjadi dasar Bibendum digunakan karena pada saat itu semua ban hanya berwarna putih. Sampai pada awal abad ke-20, sekitar tahun 1912, karbon mulai ditambahkan ke karet yang digunakan sebagai bahan baku produksi ban untuk tujuan keawetan dan penguatan.

Pada tahun 1898 kemudian Edouard dan Andre Michelin meminta bantuan ilustrator Marius Rossillon, yang akrab dikenal sebagai O'Galop, untuk menghidupkan imajinasi mereka.

Terinspirasi oleh salah satu gambar iklan yang menampilkan seorang pria gemuk mengangkat gelas bir, O'Galop mengganti objek peminum bir tersebut menjadi seorang pria yang terbuat dari ban.

Gelas bir turut diganti menjadi piala berisi paku dan pecahan kaca untuk menunjukkan bahwa kedua benda tersebut bukanlah penghalang atau lawan dari ban Michelin. Hasilnya, Bibendum terlihat menyerupai sosok seperti mumi mengangkat gelas yang dalam iklannya turut diikuti kalimat "Nunc est bibendum!", yang dalam bahasa latin artinya "Sudah waktunya untuk minum".

Dalam fase berikutnya, Bibendum pernah digambarkan sebagai gladiator dan petinju yang menjadi tren olahraga pada saat itu.

Pada awal tahun 1900-an, Bibendum pernah digambarkan membantu sebuah keluarga dengan ban kempes dengan menyumbangkan ban terbesar yang diambil dari bagian tengah badannya sendiri, dimana hal tersebut membuat badannya bolong dan menampilkan langit biru.

Ikon hidup

Bibendum
Bibendum tampil sebagai tamu dalam serial buku komik Perancis, Asterix (Michelin Indonesia)

Pada 1907, Bibendum diberi kolom reguler pada majalah perjalanan Italia untuk menulis pemikirannya. Selain itu, Bibendum juga tampil sebagai tamu dalam serial buku komik Perancis ternama, Asterix, sebagai pedagang roda kereta, dan membintangi film pendek animasi Perancis berdurasi 16 menit berjudul Logorama, yang memenangkan Oscar pada 2010.

Di tahun 1900-an, Eileen Gray, seorang arsitek dan desainer furnitur Inggris-Irlandia ternama membuat kursi mewah dan nyaman yang dikenal sebagai kursi Bibendum, dimana karyanya masih diakui secara luas hingga saat ini sebagai salah satu desain furnitur abad ke-20 yang paling istimewa.

Pada tahun 1986, sebuah restoran di London memberikan penghormatan kepada Bibendum. Saat ini, pengunjung tamu restoran tersebut masih disambut lantai mosaik yang menunjukkan gambar Bibendum memegang piala berisi mur dan baut, serta latar belakang jendela kaca patri yang dramatis menampikan Bibendum sebagai kickboxer dan pengendara sepeda yang mengisap cerutu.

Di Indonesia, Bibendum bisa dilihat pada setiap produk ban Michelin, termasuk di toko ban partner Michelin di berbagai kota di Indonesia. "Bibendum juga kerap muncul dalam berbagai kegiatan Michelin, termasuk nampang di bermacam cinderamata," tutup Steven.

Sumber: Otosia.com

Infografis Boleh dan Tidak Boleh Sebelum - Setelah Vaksinasi Covid-19

Infografis Boleh dan Tidak Boleh Sebelum - Setelah Vaksinasi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Boleh dan Tidak Boleh Sebelum - Setelah Vaksinasi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya