LSPI Kerap Jadi Penyakit Mesin Turbo, Kenali Penyebab hingga Cara Mengatasinya

Gejala LSPI sendiri adalah fenomena pembakaran tidak normal di mesin Turbocharger Direct Injection dimana bahan bakar terbakar duluan sebelum busi memercikan api

oleh Arief Aszhari diperbarui 15 Agu 2021, 12:02 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2021, 12:02 WIB
Turbo
Ilustrasi mesin dengan turbocharge. (enginelabs)

Liputan6.com, Jakarta - Teknologi mesin mobil modern saat ini terus berkembang, dan salah satunya penggunakan turbocharger. Namun, jantung penggerak jenis ini, sering kali mengalami masalah seperti Low Speed Pre-Ignition (LSPI).

Secara singkat, gejala LSPI sendiri adalah fenomena pembakaran tidak normal di mesin Turbocharger Direct Injection dimana bahan bakar terbakar duluan sebelum busi memercikan api.

Hal ini menghasilkan tenaga yang sangat besar hingga mengakibatkan terjadinya super knock. Dan bila terjadi berulang kali akan merusak dinding silinder, piston, piston ring, connecting rod.

Menurut Adi Tjahjono, Managing Director Gulf Oil Indonesia  masalah LSPI terjadi karena dipicu oleh campuran oli dan bahan bakar yang terbakar sendiri (pre-ignition) di ruang bakar.

"LSPI ini terjadi pada saat mesin beroperasi pada RPM rendah dan beban tinggi (mobil berjalan pelan, tiba-tiba ngebut)," ujar Adi Tjahjono, saat peluncuran oli terbaru Gulf secara virtual, ditulis Minggu (15/8/2021).

Terjadinya LSPI, sambung Adi, tidak dapat diprediksi dan tidak dapat dicegah dengan mengatur waktu pengapian busi atau menggunakan bahan bakar oktan lebih tinggi. LSPI ini dapat di perbaiki dengan mengunakan teknologi additive lubricant yang sesuai.

 

 

Oli yang Sesuai

Cek Kondisi Oli Mesin dalam 5 Menit
Pelumas mesin menjadi salah satu faktor maksimalnya performa mobil.

Karena itu, PT Gulf Oil Lubricants Indonesia (GOLI), sebagai prinsipal principle resmi Oli Gulf di Indonesia memperkenalkan dua produk baru, yait Gulf Ultrasynth GDI 5W30 Fully Synthetic API SP, ILSAC GF-6A, energy conserving dan Gulf Ultrasynth GDI 10W40 Premium Synthetic API SP.

Kedua produk tersebut, untuk mobil bermesin bahan bakar bensin dan memiliki API Service teregistrasi “DONUT” sekaligus API spesifikasi paling tinggi untuk saat ini, dan dapat menjawab permasalahan konsumen mengenai masalah LSPI di mesin-mesin Turbo Gasoline Direct Injection (TGDI).

"Kami dengan bangga meluncurkan produk Gulf Ultrasynth GDI (Gasoline Direct Injection) yang dapat menjawab permasalahan LSPI di mesin turbocharger direct injection. Selain itu, produk ini sangat baik digunaan di kendaraan mesih bensin dengan teknologi sebelumnya seperti Naturally Aspirated (NA), API SN atau lebih rendah," tambahnya.

Kedua produk ini memberikan proteksi terbaik pada mesin dengan API Service SP, API Service mesin gasoline yang paling tinggi di pasar Indonesia dan dunia untuk saat ini. SAE produk yang diluncurkan SAE 5W-30 dan 10W-40 yang merupakan pengguna terbanyak atau paling pas untuk kondisi iklim dan pengendaraan di Indonesia secara umum nya di perkotaan khusus nya.

Menyoal harga, produk ini dijual Rp 147.500 untuk Ultrasynth GDI 5W30 FS API SP, ILSAC GF-6A dan Rp 105.000 untuk Ultrasynth GDI 10W40 PS API SP.

 

Infografis Mobil Kepresidenan RI

infografis Mobil Kepresidenan
Mobil Kepresidenan di Indonesia
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya