Liputan6.com, Jakarta - PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB), distributor truk dan bus Mitsubishi Fuso di Indonesia memperluas jaringan pemasaran dan pelayanan dengan menghadirkan dealer Mitsubishi Fuso Dipo Balaraja. Disebutkan, penambahan dealer ini sekaligus bagian dari persiapan Mitsubishi Fuso dalam menghadapi penerapan standar emisi Euro 4.
"Kita tahun depan akan menghadapi Euro 4. Rencananya, menurut regulasi pemerintah kita akan memulai pasarkan produk Euro 4 pada April 2022," terang Duljatmono, Sales and Marketing Director PT KTB saat peresmian dealer Mitsubishi Fuso Dipo Balaraja secara virtual, Kamis (23/9/2021).
"Ini kendaraan masa depan yang membutuhkan layanan informasi dan produk yang berkualitas, serta layanan purnajual yang kuat. Ini mengapa pertambahan network jadi perlu dilakukan," tambahnya.
Advertisement
Bicara pangsa pasar kendaraan niaga secara nasional, Mitsubishi Fuso berada kokoh di puncak. "Kami masih market leader, sampai Agustus 2021 menguasai 45,6 persen market share secara total kendaraan niaga," kata Duljatmono.
Lebih lanjut pria yang karib disapa Momon tersebut menyampaikan, wilayah Jabodetabek memiliki kontribusi sebesar 24 persen pada penjualan Fuso di seluruh Indonesia. Sementara Tangerang sebagai bagian dari Jabodetabek memberikan kontribusi 5,7 persen terhadap nasional.
"Itu menunjukkan bahwa Tangerang memiliki potensi yang sangat besar untuk berkembang terus. Ini mengapa kita memperkuat jaringan di Tangerang khususnya di Balaraja," kata Momon.
Menurutnya, yang bergerak positif di wilayah Jabodetabek adalah sektor logistik. Dan sektor logistik menjadi target KTB karena sektor ini meningkat terus meski pandemi.
"Kami harapkan ke depan bukan hanya logistik yang berkembang tapi juga konstruksi, infrastruktur, dan pertanian. Mudah-mudahan berkembang setelah pandemi selesai," harap Momon.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Optimistis
Dirinya semakin optimistis menatap masa depan karena perekonomian terus membaik dan terlebih lagi penyebaran virus Covid-19 mulai terkendali.
"Untuk pasar ke depan trennya adalah positif karena kebutuhan ekonomi berkembang dan kebutuhan kendaraan niaga terus menguat meski ada pandemi," ujarnya.
Ia juga menyebutkan, dampak pandemi yang sangat keras dirasakan terjadi pada 2020. Mamun pada 2021 ini sudah sangat positif karena berkurangnya tekanan pandemi dan adanya vaksin. Sehingga kondisinya terus membaik jadi akan menguat lagi setelah ini.
"Ini bisa dilihat sampai pada Agustus 2021, pertumbuhan dibandingkan 2020 itu sudah meningkat 34 persen demand-nya untuk kendaraan niaga. Itulah yang jadi pertimbangan kami untuk terus menguatkan jajaran networking kita sehingga dapat memberikan layanan terbaik kepada konsumen," tutup Momon.
Advertisement