Abu Vulkanik Gunung Semeru Bisa Bikin Jalan Licin, Pengendara Perlu Hati-Hati

abu vulkanik juga bisa menganggu aktivitas, tak terkecuali orang-orang yang berkendara dengan mobil atau motor.

oleh Arief Aszhari diperbarui 05 Des 2021, 10:33 WIB
Diterbitkan 05 Des 2021, 08:01 WIB
Penampakan Terkini Gunung Semeru
Gunung Semeru menjulang sehari setelah erupsi di atas desa Lumajang, Jawa Timur, pada Minggu (17/1/2021). Kendati demikian, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi ( PVMBG) menegaskan status Semeru masih level II atau Waspada. (Juni Kriswanto / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Semeru meletus pada Sabtu 4 Desember. Warga setempat sempat berhamburan menyelamatkan diri dari awan panas erupsi.

Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Gatot Rapli Handoko membenarkan video viral di media sosial yang menunjukkan warga berlarian akibat dampak erupsi Gunung Semeru.

"Iya benar, kondisi Gunung Semeru seperti yang ada di dalam video di media sosial," tuturnya kepada Liputan6.com melalui pesan singkat.

Bagi warga yang berada di sekitar daerah yang terdampak erupsi Gunung Semeru, perlu mewaspadai abu atau debu vulkanik yang tidak hanya berefek buruk bagi kesehatan, tapi juga dapat merusak kendaraan, baik mobil ataupun motor.

Tidak hanya itu, abu vulkanik juga bisa menganggu aktivitas, tak terkecuali orang-orang yang berkendara dengan mobil atau motor.

Director Safety Defensive Consultant Indonesia Sony Susmana, menganjurkan agar para pengendara bisa lebih meningkatkan kewaspadaan dan mengurangi kecepatan berkendara.

Pasalnya, abu vulkanik akan membuat jalanan lebih licin. Bahkan melebihi jalanan yang basah karena hujan.

"Kurangi kecepatan kendaraan, karena jalanan yang berdebu pasti lebih licin dibanding jalanan basah sekalipun. Jangan ambil risiko percaya diri yang berakibat fatal. Jaga jarak aman berkendara," kata Sony saat dihubungi Liputan6.com.

Perhatikan Jarak Pandang

Gunung Semeru meletus. (Foto: Liputan6.com/Tangkapan Layar  Video/Istimewa)
Gunung Semeru meletus. (Foto: Liputan6.com/Tangkapan Layar Video/Istimewa)

Menurutnya, pengendara harus mampu mengatur jaga jarak aman dengan menyesuaikan jarak pandang juga.

"Kalau jarak pandang 100 meter kecepatan maksimumnya 50 km/jam, sesuaikan dengan kondisi jalan," katanya.

Senada dengan Sony, Kepala Bengkel Auto2000 Cikarang, Indah Yuliana, mengatakan bahwa saat kondisi jalanan mengandung abu vulkanik, hal itu akan mempengaruhi traksi (daya cengkeram) ban terhadap jalanan.

Karena itu, pengendara harus melakukan pengereman secara halus agar tak terjadi selip.

"Jarak berhentinya juga pasti lebih panjang, artinya pengendara yang menggunakan kendaraan di jalan yang ada abu vulkanik harus menjalankan kendaraannya tidak terlalu cepat karena bisa jadi daya cengkeram ban berkurang karena penuh dengan debu sehingga posisinya ngerem akan berhenti lebih lama dibandingkan dalam keadaan normal. Itu yang harus diwaspadai," jelas Indah.

Infografis Ancaman dan Bahaya Letusan Gunung Semeru

Infografis Ancaman dan Bahaya Letusan Gunung Semeru. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Ancaman dan Bahaya Letusan Gunung Semeru. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya