Liputan6.com, Jakarta - Di pasar roda dua Tanah Air, Honda Beat menjadi model yang tak asing lagi. Bahkan, skuter matik (skutik) dari pabrikan berlambang sayap mengepak ini menjadi produk terlaris sepanjang tahun dengan pangsa pasar yang cukup dominan.
Tapi tahukah Anda, bahwa Honda Beat tak hanya berbentuk motor? Ya, pada 1991 lalu, pernah ada mobil bernama Honda Beat.
Menurut laman autozine.org, Beat adalah roadster 660 cc bermesin tengah (mid-engine) dengan dimensi terkecil dalam kategori kei car. Mobil ini bahkan mengalahkan mungilnya Fiat X1/9 dan Toyota MR2. Orang-orang menjulukinya sebagai Mini-NSX atau S800 modern.
Advertisement
Mesin naturally aspirated ini mampu hasilkan tenaga hingga 64 Tk pada 8.100 rpm. Kecepatan maksimalnya telah dibatasi secara elektronik, sehingga hanya mampu berlari hingga 135 km/jam.
Sayang, meski menggebrak pasar di awal peluncuran, mobil yang hanya dijual untuk pasar Jepang ini tidak mampu mempertahankan ritme tersebut. Pasar ternyata tak cukup mampu menyerap kei car roadster. Honda Beat pun tutup usia pada 1996, dengan total produksi mencapai angka 38 ribuan unit.
Tentu di antara puluhan ribu mobil yang sempat terjual itu, masih ada yang digunakan. Diperkirakan saat ini masih ada 20 ribu unit Beat yang masih beroperasi.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
MR2, Roadster Mesin Tengah Pertama Milik Toyota
[Toyota ](mobil "")sebagai salah satu raksasa otomotif dunia, telah memiliki berbagai model yang dihadirkan di pasar global. Salah satu mobil ikonik asal Jepang ini, adalah MR2.
Toyota MR2 diproduksi pada 1984. Menariknya, mobil ini merupakan model pertama yang mesinnya berada di tengah, bukan di depan.
Melansir pressroomtoyotaastra.com, ditulis Sabtu (24/10/2020), nama MR diambil dari singkatan midship runabout 2-seater. Nama ini sesuai dengan desainnya, yang memiliki kapasitas dua penumpang, dengan posisi mesin di tengah.
Para perancang desain mobil ini, fokus pada kepraktisan dengan memperhatikan kemudahan akses masuk atau keluar kabin mobil. Termasuk ketinggian tempat duduk, dan juga ruang bagasi adalah poin yang dipikirkan oleh perancang MR2.
Hal tersebut tentu bukan ciri khas sebuah mobil sport yang lebih mengutamakan performa.
Advertisement