Kendaraan Listrik Lebih Ramah Lingkungan Dibanding Mesin Konvensional, Mitos atau Fakta?

Masih banyak kendaraan listrik murni yang diklaim sebagai kendaraan bebas emisi. Namun, sebenarnya klaim bebas emisi tersebut tidak sepenuhnya benar. Kendaraan listrik memang tidak menghasilkan emisi gas buang seperti kendaraan bermesin konvensional. Namun emisi yang dihasilkan berasal dari proses pembuatan dan juga pengecasan kendaraan listrik.

oleh Amal Abdurachman diperbarui 10 Jul 2023, 18:58 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2023, 20:20 WIB
Harga tembus 2,2 Miliar, Ini yang Spesial dari Mobil Listrik lexus RZ (Arief A/Liputan6.com)
Harga tembus 2,2 Miliar, Ini yang Spesial dari Mobil Listrik lexus RZ (Arief A/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Masih banyak kendaraan listrik murni yang diklaim sebagai kendaraan bebas emisi. Namun, sebenarnya klaim bebas emisi tersebut tidak sepenuhnya benar. Kendaraan listrik memang tidak menghasilkan emisi gas buang seperti kendaraan bermesin konvensional. Namun emisi yang dihasilkan berasal dari proses pembuatan dan juga pengecasan kendaraan listrik.

Dilansir climate.mit.edu, menurut Sergey Paltsev selaku Deputy Director of the MIT Joint Program on the Science and Policy of Global Change, kendaraan listrik merupakan opsi dengan emisi yang lebih rendah dibandingkan dengan mobil bermesin konvensional. Selama masa hidupnya, kendaraan listrik menghasilkan emisi karbon lebih rendah dibanding mobil konvensional dalam kondisi apapun.

Salah satu sumber emisi kendaraan listrik adalah pembuatan baterai lithium-ion. Penggunaan mineral seperti lithium, cobalt, dan nickel, membutuhkan bahan bakar fosil saat proses penambangan dan memanaskannya hingga temperatur tinggi. 

Pembuatan baterai lithium-ion 80 kWh pada Tesla Model 3 menghasilkan antara 2,5 hingga 16 metrik CO2. Proses tersebut menghasilkan lebih banyak 80 persen emisi dibanding pembuatan mobil konvensional.

Namun, sama halnya dengan mobil bensin, emisi yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan kendaraan listrik lebih tinggi setelah diproduksi oleh pabrik. Emisi tertinggi adalah saat pengecasan baterai. Menurut Paltsev, besaran emisi tergantung dari lokasi mobil listrik berada dan energi apa yang digunakan untuk menghasilkan listrik.

Skenario terbaik seperti yang terjadi di Norwegia, pasar kendaraan listrik terbesar. Negara tersebut menghasilkan energi listrik dari hydropower. Lain halnya dengan negara yang menghasilkan energi listrik dari pembakaran batu bara, hanya saja emisi kendaraan listrik jadinya seimbang atau sedikit lebih baik dibanding mobil bensin.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Semakin Canggih, Mobil Listrik Tesla Bisa Dicas Tanpa Kabel

Tesla melaporkan tengah melakukan pembicaraan untuk membeli perusahaan start-up di Jerman, yang memiliki spesialisasi dalam teknologi pengisian daya nirkabel.

Dengan begitu, bisa membuat pabrikan mobil listrik asal Amerika Serikat ini melakukan pengisian baterai tanpa kabel alias wireless charging.

Disitat dari Carscoops, Minggu (25/6/2023), ini merupakan gagasan yang lebih masuk akal, ketimbang ide soal pengisian daya tanpa melibatkan manusia.

Awalnya, Tesla ingin membuat pengisian daya tanpa sentuhan manusia dengan mengandalkan robot. Caranya, kabel akan mencari sendiri soket pengisian di mobil yang berada di garasi.

Namun, gagasan tersebut sangatlah rumit, dan membutuhkan riset panjang. Bahkan, menurut banyak sumber, pabrikan milik Elon Musk ini sedang dalam pembicaraan atau mungkin sudah membeli perusahaan kecil bernama Wiferion yang berasal dari Freiburg, Jerman.

Perusahaan ini didirikan pada 2016, yang fokus mengerjakan teknologi pengisian baterai tanpa kabel.    

Wiferion juga membangun bantalan pengisi daya nirkabel untuk kendaraan listrik dan robot, serta telah menjual produknya sejak 2018. Sementara Tesla telah mengerjakan solusi pengisian tanpa kabel untuk mobilnya, tapi belum memasukkan apa pun ke dalam lini produksi.

Penggabungan kedua perusahaan dapat memberikan solusi siap pakai untuk Tesla dan produksi jalur cepat bagi konsumen. Gambaran ini telah diperlihatkan oleh Tesla pada sebuah rancangan restoran, di mana terdapat pengisian daya nirkabel.

Namun, dengan segala rumor yang beredar, belum ada pernyataan resmi dari kedua pihak.

Infografis Respons dan Komentar Dugaan Pungli Rp 4 Miliar di Rutan KPK. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Respons dan Komentar Dugaan Pungli Rp 4 Miliar di Rutan KPK. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya