Liputan6.com, Jakarta - Sebuah uji coba mobil hybrid bertenaga surya memakan korban. Dua peneliti asal Italia, meninggal dunia setelah kendaraan yang terpasangkan kit aftermarket yang sedang dites meledak.
Disitat dari Carscoops, Senin (3/7/2023), dua peneliti tersebut adalah Maria Vittoria Prati (66) dan Fulvio Filace (25).
Kendaraan yang tengah diuji coba, adalah Volkswagen Polo yang dilengkapi kit aftermarket dari Life-Save, yang bisa mengubah kendaraan mesin pembakaran internal (ICE) menjadi hibrida tenaga surya.
Advertisement
Ledakan yang terjadi belum teridentifikasi, namun Dewan Riset Nasional Uni Eropa telah bekerjasama dengan kepolisian untuk melakukan penyelidikan terkait penyebab ledakan tersebut.
"Kami menyampaikan belasungkawa dan penuh duka kepada keluarga peneliti senior Maria Vittoria dan Fulvio Filace atas peristiwa tragis tersebut. kami memanjatkan doa untuk mereka dan solidaritas yang tulis kepada semua orang yang mengenal dan mencintai mereka," tulis Life-Save dalam situs resminya.
Kit aftermarket yang dibuat oleh Life-Save ini, mencakup panel surya yang berada di kap atau atap mobil untuk mengisi baterai kendaraan.
Baterai ini, menggerakan dua motor listrik yang dapat dipasang ke roda belakang kendaraan berpenggerak roda depan.
Stasiun Penukaran Baterai Mobil Listrik di Tiongkok Terbakar, Konsumen Selamat
Stasiun penukaran baterai mobil listrik Nio yang terletak di Jiangmen, Provinsi Guangdong, Tiongkok, mengalami kebakaran. Dari informasi yang dilansir Carnewschina, penyebab utama kejadian tersebut dikarenakan baterai yang rusak.
Perusahaan mendeteksi dari jarak jauh bahwa baterai mobil listrik pengguna mengalami kerusakan yang disebabkan oleh faktor eksternal. Setelah berhasil mengidentifikasi masalah, konsumen pun diminta untuk mengembalikan baterai yang disinyalir rusak ke Power Swap Station (PSS).
Dalam informasi tersebut, disebutkan bahwa kejadian ini terjadi setelah konsumen melakukan pertukaran baterai, di mana selang 10 menit kemudian muncul asap dari PSS. Beruntungnya konsumen tersebut selamat.
Masih dari informasi tersebut, mereka mengatakan bawha baterai mobil listrik yang rusak tetap diisi ulang oleh sistem sehingga menyebabkan adanya korsleting dan menyebabkan kebakaran.
Saat ini, perusahaan belum memberikan pernyataan resmi terkait kejadian tersebut. Sangat jelas bahwa mereka harus melakukan penyelidikan mengenai mengapa pengguna dengan baterai rusak diminta untuk mengganti baterai di PSS, dan mereka juga harus mengetahui kenapa PSS juga bisa melakukan pengisian daya ke baterai yagn rusak.
Sejauh ini, Power Swap Station mampu menyimpan sebanyak 13 baterai sekaligus. Sedangkan untuk proses swap baterai, hal ini membutuhkan waktu selama 5 menit.
Hal tersebut akan kembali ditingkatkan oleh perusahaan di mana mereka telah menargetkan meluncurkan generasi ketiga dari PSS di mana dapat menyimpan 22 baterai dengan daya 800V.
Terkait berapa banyak PSS yang mereka sediakan di Tiongkok, disebutkan bahwa mereka memiliki lebih dari 1.500 PSS dan hal tersebut akan terus bertambah lantaran perusahaan menargetkan untuk memasang lebih dari 1.000 titik.
Advertisement