Liputan6.com, Jakarta - Program subsidi pembelian sepeda motor listrik dan juga konversi masih belum bisa menarik minat konsumen secara signifikan. Bahkan, minat masyarakat untuk beralih menggunakan kendaraan listrik roda dua ini, masih cukup rendah, meskipun sudah ada bantuan dari pemerintah masing-masing Rp 7 juta dan juga Rp 10 juta.
Menanggapi hal tersbeut, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengaku telah meminta Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Rachmat Kaimuddin untuk mempercepat realisasi anggaran subsidi untuk program pembelian maupun konversi motor listrik.
"Sekarang oleh pak Rachmat lagi dikejar lagi supaya subsidinya itu bisa keluar dengan cepat," kata Menko Luhut melalui akun Instagram @luhut.pandjaitan dikutip, Selasa (15/1/2023).
Advertisement
Luhut menilai, percepatan realisasi anggaran subsidi untuk pembelian maupun konversi motor listrik penting untuk meyakinkan masyarakat. Sehingga, masyarakat tidak terlalu lama menunggu uang pencairan subsidi motor listrik.
"Karena kalau orang terlalu lama duitnya gak dibayarkan juga repot tuh," pungkas Menko Luhut.
Program subsidi motor listrik baru sebesar Rp 7 juta sudah mulai diminati masyarakat. PT Surveyor Indonesia (PTSI) mencatat, sudah ada sekitar 7.000-8.000 orang yang mendaftar ikut program subsidi motor listrik ini.
Target Penyaluran Subsidi Motor Listrik
Surveyor Indonesia bertindak sebagai pengelola Sistem Informasi Bantuan Pembelian Kendaraan Bermotor Listrik Roda Dua (Sisapira). Pemerintah sendiri menargetkan penyaluran 200.000 unit motor listrik yang mendapat subsidi di 2023 ini.
"Saya belum ada angka update-nya ya untuk bantuan motor listrik itu ya, mungkin sekarang sudah sekitar 7.000-8.000-an," ujar Direktur Komersial PTSI Saifuddin Wijaya di Graha Surveyor Indonesia, beberapa waktu lalu.
Advertisement