Liputan6.com, Paris - Produsen kendaraan listrik premium China, Nio, berniat berdiri dua kaki dengan mengenalkan model baru lewat dua sub-merek yang diperuntukkan bagi mass-market, yang dijadwalkan mengaspal pada akhir 2024. Kedua sub-merek itu akan difokuskan untuk menyasar pasar Eropa, walau juga akan memulai debutnya di China.
"Nio saat ini sedang berupaya meluncurkan merek mobil baru, yang tidak terlalu premium, jelas masih 100 persen listrik, dan lebih cocok untuk kebutuhan pasar Eropa," kata Nicolas Vincelot, manajer umum Nio Prancis, dalam acara forum bisnis Prancis-China di Paris, Senin (6/5/2024) seperti dikutip dari Reuters.
Situs web baru dari sub-merek Nio yang bernama Onvo pun resmi diluncurkan di China, dengan status "stay tuned" untuk model terbaru, Onvo L60 yang berwujud coupe. Model ini diantisipasi akan memiliki harga sekitar USD 30.500 atau sekitar Rp 489,7 juta, meski masih menunggu konfirmasi dari pabrikan.
Advertisement
CEO William Li menyatakan bahwa sub-merek ini dikembangkan untuk menyaingi Tesla Model Y, yang di mana adalah mobil listrik terlaris di dunia.
Vincelot mengungkapkan detail lebih lanjut mengenai model tersebut akan diumumkan kepada publik menjelang akhir bulan ini, sementara peluncuran globalnya direncanakan pada kuartal ketiga 2024 untuk segera dikirimkan akhir tahun.
Menyusul peluncurannya pada 2025, satu sub-merek lagi dengan kode nama Firefly, dikonfirmasi akan menawarkan harga di bawah USD 30.000 atau setara Rp 481,5 juta.
Model pertama Firefly akan berwujud kendaraan listrik tipe hatchback empat pintu yang lebih kecil dibanding Onvo L60, yang dirancang khusus untuk mobilitas perkotaan di Eropa.
Sedikit Bocoran Tentang Onvo L60
Berkat bocoran informasi merek Onvo dari netizen, yang dihimpun CarNewsChina, Onvo L60 akan menggendong paket baterai berkapasitas 60 dan 90 kWh.
Paket yang lebih kecil menggunakan baterai lithium iron phosphate (LFP) yang diproduksi oleh anak perusahaan BYD, FinDreams, sedangkan paket yang lebih besar menggunakan sel NCM dari CATL.
Kendati demikian, baterainya akan tetap kompatibel dengan stasiun penukaran baterai generasi ketiga Nio.
Nio menggunakan paket baterai lansiran dari perusahaan luar akibat recana pemangkasan biaya untuk memisahkan produksi baterai dari perusahaan tersebut. Ini dilakukan sebagai respons terhadap perlambatan penjualan kendaraan listrik dan ketatnya persaingan harga di Tiongkok.
Menurut netizen di Weibo, Onvo L60 akan menggunakan platform silikon karbida berarsitektur 900 V.
Di bagian depan, Onvo L60 menggunakan suspensi MacPherson strut, sedangkan di bagian belakang memiliki pengaturan independen lima tautan.
Meski diperuntukkan untuk mass-market, kabinnya diklaim berkualitas setara Nio yang premium. Ini terlihat dari layar pusat yang seperti dibawa dari Nio ET9. Kokpitnya juga diungkapkan ditenagai oleh chip Qualcomm Snapdragon 8295.
Advertisement
Kiprah Nio di Eropa
Kiprah Nio di Benua Biru Eropa sudah merambah penjualan di Norwegia, Denmark, Swedia, Jerman dan Belanda.
Langkah ini dilakukan Nio salah satunya akibat melambatnya penjualan di dalam negeri, untuk selanjutnya melakukan ekspansi di Eropa dengan membawa keunggulan biaya mobil-mobilnya dibandingkan para pesaing produsen otomotif lainnya di Eropa.
Nio juga masih berupaya memangkas biaya sebagai respons terhadap perlambatan penjualan kendaraan listrik dan ketatnya persaingan harga di China.
Meski begitu, Uni Eropa (UE) tengah menyelidiki impor kendaraan listrik China untuk melihat apakah mereka melanggar aturan persaingan atau tidak.
Agenda forum bisnis Prancis-China di Paris pada Senin lalu yang juga dihadiri Nio ini bertepatan dengan kunjungan Presiden China Xi Jinping ke Prancis untuk menemui Presiden Emmanuel Macron dan Ketua Komisi UE, di mana kedua pihak akan diharapkan merundingkan penyelidikan UE terhadap mobil China.
Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia
Advertisement