Liputan6.com, Jakarta - Sesuai namanya, sistem infotainment merupakan pusat hiburan hingga informasi di dalam mobil yang fungsinya terbilang penting.
Infotainment di mobil klasik mulanya terdiri dari unit radio, kaset hingga CD player. Kemudian berkembang dengan kahadiran navigasi satelit (Satellite navigation/sat-nav), koneksi telepon, dan kabel AUX.
Baca Juga
Saat ini unit infotainment terintegrasi dengan layar sentuh dan konektivitas nirkabel.
Advertisement
Meskipun infotainment telah mengalami kemajuan pesat dalam beberapa tahun terakhir, teknologi ini tidak selalu berjalan sesuai keinginan pengguna (pengemudi dan penumpang depan).
Bahkan, beberapa aspek pada sistem infotainment di mobil modern, sampai-sampai membuat pengguna terasa tidak nyaman dan bahkan sampai merasa kesal.
Berikut penelitian dari JD Power US Automotive Performance, Execution and Layout (APEAL) pada 2024, tentang keluhan pelanggan terkait infotainment modern, sebagaimana dikutip dari Carbuzz, Senin (26/8/2024).
1. Menu yang Rumit
Sebanyak 23% pengguna dalam studi APEAL menyebut struktur menu yang sulit sebagai alasan di balik pengalaman buruk mereka dengan sistem infotainment modern.
Seiring dengan semakin banyaknya fitur yang ditambahkan sistem infotainment, hasil akhirnya yang tidak diharapkan adalah fitur yang paling mendasar dan penting kini 'terkubur' di bawah lapisan menu layar sentuh, sehingga sangat sulit diakses.
Beberapa sistem menawarkan tombol pintasan atau antarmuka yang dapat disesuaikan untuk mengatasi masalah ini, tetapi itu tidak cukup untuk menghilangkan akar permasalahannya.
Menu-menu perlu disederhanakan dan dipersempit, idealnya sampai pada titik di mana sebagian besar fungsi penting yang mungkin digunakan saat bepergian (musik, kontrol iklim, pengaturan navigasi) dapat diakses melalui satu tampilan layar tanpa harus melalui sub-menu apa pun.
Ini adalah sesuatu yang telah dicapai dengan cukup baik oleh Apple CarPlay dan Android Auto, tetapi jenis-jenis sistem infotainment mobil lainnya lebih lambat untuk mengejar ketinggalan.
Â
2. Minim Tombol Fisik
Dahulu, aktivitas sederhana seperti menaikkan atau menurunkan volume, mengganti stasiun radio, atau mengatur suhu kabin dapat dilakukan bahkan saat mengemudi (memutar kenop atau menekan tombol tanpa harus melihatnya).
Saat ini, dengan banyaknya infotainment dengan fitur layar sentuh, aspek sentuhan melalui tombol fiski terancam hilang.
Hilangnya kontrol fisik juga memperburuk keadaan dari sudut pandang keselamatan. Pengguna jadi gampang terganggu dan mengalihkan pandangan dari jalan saat harus menggunakan layar sentuh untuk kontrol dasar.
Beberapa produsen mobil, seperti Hyundai, menyatakan niatnya untuk tetap menggunakan kontrol fisik, sementara produsen lain seperti Honda akan menguranginya secara 'brutal'.
Advertisement
3. Kesulitan Beralih Antar Sumber Audio
Jumlah sumber audio yang tersedia dalam sistem infotainment mobil telah meningkat selama beberapa dekade.
Radio mobil klasik hanya menyediakan AM; kemudian diperluas ke AM dan FM, lalu pemutar kaset dan CD ditambahkan.
Kini, kita memiliki berbagai sumber audio untuk dipilih termasuk Bluetooth, radio satelit, dan Apple CarPlay/Android Auto. Namun, beralih di antara keduanya tidak selalu mudah dan lancar sebagaimana mestinya.
Masalah kompleksitas yang disebutkan oleh pelanggan dalam studi JD Power secara khusus terkait dengan audio dan tindakan beralih di antara sumber yang berbeda, dengan 25% pengguna menyatakan hal itu berkontribusi pada pengalaman audio yang buruk.
Ini adalah masalah yang sebagian besar dari kita anggap wajar. Kita mungkin sering mengalami level volume tiba-tiba naik saat beralih dari mendengarkan musik melalui ponsel ke radio.
Atau mengalami masalah konektivitas, di mana saat menghubungkan ponsel ke mobil tidak semudah yang kita kira.
Karena audio dan musik merupakan bagian besar dari pengalaman pengguna infotainment, ini jelas merupakan salah satu area yang perlu diperhatikan oleh produsen mobil saat membuat peningkatan di masa mendatang.
4. Terlalu Banyak Fitur yang Tidak Penting
Kebanyakan orang lebih suka pendekatan yang lebih mendasar dan penting, seperti fitur-fitur navigasi, musik, dan panggilan telepon yang mudah diakses.
Semua fitur canggih lain yang telah dilengkapi dengan sistem infotainment modern (dari streaming video Tesla hingga layanan gaming BMW) memang bagus untuk dimiliki, tetapi tidak boleh diprioritaskan dalam antarmuka yang disederhanakan.
Memiliki sistem yang dipenuhi dengan terlalu banyak fitur berarti hal-hal penting berisiko hilang, sehingga mengorbankan pengalaman pengguna.
Dengan demikian, produsen mobil perlu mengurangi beberapa fitur yang paling jarang digunakan, atau menyembunyikannya dengan rapi di dalam menu.
Â
Advertisement
5. Konektivitas Smartphone Tak Stabil
Meskipun CarPlay dan Android Auto menawarkan pengalaman pengguna yang konsisten setiap saat, namun banyak pengguna lebih mengharapkan konektivitas smartphone yang stabil di mobil mereka.
Bahkan pada model terbaru, sejumlah pengguna mengeluhkan fitur koneksi smartphone yang berjalan lambat.
Merek kendaraan listrik mewah Polestar, misalnya, tidak menawarkan Apple CarPlay hingga tahun lalu, dan hanya menyediakan Android Auto.
Infografis Esemka dan Program Mobil Nasional. (Liputan6.com/Triyasni)
Advertisement