Liputan6.com, Jakarta - Pemprov DKI Jakarta mengucurkan dana hibah kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta sebesar Rp 478 miliar untuk menggelar Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.
Selain KPU DKI, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI juga mendapatkan kucuran dana sebesar Rp 98 miliar.
Saat penandatanganan nota hibah di Balai Kota, Ahok dalam sambutannya sempat mencurahkan isi hatinya. Terutama terkaitan serangan fitnah yang diterimanya dari para calon pesaing di Pilgub DKI mendatang.
"Saya kira Bawaslu banyak bekerja, kalau pesaing saya nggak bisa jual program atau karakter, pasti jual SARA, fitnah saya. Sayangnya mereka lupa siapa saya. Saya sudah mengalami gituan (fitnah) lebih parah di Belitung Timur. Yusril Mensesneg dulu, saya harap dia bisa ikut ( Pilgub) sekarang," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta,Senin (16/5/2016).
Baca Juga
Meski Pemerintah Provinsi DKI memberikan dana hibah, Ahok menegaskan tidak meminta agar KPUD mendukung dirinya sebagai calon petahana.
"Saya berharap KPU DKI bagus, ini (hibah) bukan uang saya, ini uang Pemda, saya nggak minta dibela," ucap Ahok.
Dalam kesempatan yang sama, Ahok bercerita bahwa dirinya sudah mengetahui banyak PNS DKI Jakarta yang tidak menyukai dirinya dan berniat mundur. Dia menegaskan tidak masalah tidak dipilih lagi, asalkan para PNS DKI tetap netral.
"Kalau enggak suka sama saya silakan mengundurkan diri. Kalau mau kasar, mengundurkan semua, biar kesan nggak bisa kerja sama saya. Saya tawarkan berkali-kali nggak ada surat keluar tuh. Saya sudah muak dengan kemunafikan (PNS)," tegas Ahok.