Liputan6.com, Jakarta - Paulus Romindo, seorang mantan TemanAhok yang merupakan penanggung jawab (PJ) KTP di salah satu kelurahan menyatakan, bersama 17 orang lainnya akan menemui Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Dia akan memberitahu kepada calon gubernur DKI pada Pilkada 2017 ini mengenai kondisi yang terjadi pada relawan TemanAhok.
"Kami akan menghadap Pak Ahok untuk memberitahukan segala yang kami tahu dengan jujur, rencananya minggu depan," kata Paulus, dalam diskusi 'Ahok Galau, Teman Risau', di Jakarta, Sabtu (25/6/2016).
Paulus ingin memberitahukan pada Ahok bahwa TemanAhok tidak murni relawan. Sebagian besar anggotanya memiliki kontrak dan dibayar gaji. Tiap bulan, Paulus mendapat Rp 2,5 juta. Gaji itu dibayar bila memenuhi target minimal 140 KTP per minggu.
"Kami dikejar target 3 bulan lebih, kerjanya luar biasa, kayak buruh. KTP mana saja ya saya ambil. KTP saya, saya gandakan jadi 5. Itulah akan kami bongkar, supaya Pak Ahok tahu, dan dia ambil keputusan," papar Paulus.
Juru bicara TemanAhok, Amalia Ayuningtyas menyatakan, Paulus dan beberapa mantan TemanAhok yang menggelar jumpa pers mengenai tudingan kebohongan TemanAhok telah diberhentikan.
Memang betul‎ mereka pernah gabung dengan TemanAhok. Tapi tiga dari lima orang itu sudah kita keluarkan dari tim relawan TemanAhok," ujar Amalia Ayuningtyas, ‎di Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu 22 Juni 2016.
‎Tiga orang tersebut, kata Amalia, sudah lama dikeluarkan dari tim relawan, lantaran terbukti mengumpulkan KTP 'bodong'. Sementara, dua lainnya baru dikeluarkan dari tim TemanAhok pada Rabu 22 Juni pagi.
"Mereka juga sudah pernah kami beri SP (surat peringatan) juga, karena mengumpulkan KTP bermasalah," papar dia.
Pendiri TemanAhok, Singgih Widiyast‎ono, mengatakan lima orang tersebut tadi tak banyak tahu soal TemanAhok.
"Mereka tidak banyak tahu di internal kami, karena bukan pengurus inti. Mereka juga ketahuan melanggar dan tidak tahu perkembangan," tegas Singgih.