Ditolak saat Blusukan, Djarot Minta Warga Dewasa Berdemokrasi

Djarot menerangkan bahwa hak berkampanye dijamin undang-undang dan tidak boleh ada penolakan seperti yang terjadi di Kampung Kembangan.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 09 Nov 2016, 17:49 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2016, 17:49 WIB
20161109-Djarot-Blusukan-di-Kembangan-Utara-Jakarta-FF
Cawagub DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyapa warga saat kampanye di Kembangan Utara, Jakarta, Rabu (9/11). Meski sempat dapat penolakan dari sekelompok orang, namun Djarot tetap blusukan untuk menyerap aspirasi warga. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Calon wakil gubernur petahana Djarot Saeful Hidayat mendapat penolakan saat blusukan ke Kampung Kembangan, Jakarta Barat. Menanggapi hal tersebut, Djarot mengatakan penolakan itu lantaran dia adalah satu kesatuan dengan sang calon gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

"Jadi ada tadi sekelompok warga, saya nggak tahu itu dari organisasi apa. Intinya dia menolak kedatangan Ahok. Karena saya dianggap merupakan bagian dari Pak Ahok, dia mengatakan juga menolak saya," kata Djarot di lokasi, Rabu (9/11/2016).

Mencoba menjelaskan, dia menerangkan hak berkampanye dijamin undang-undang dan tidak boleh ada penolakan seperti yang terjadi di Kampung Kembangan.

"Tidak boleh dia menolak seperti itu. Ini ibu kota negara. Ibu kota negara ini perlu kita dewasa dalam berdemokrasi. Ini pendidikan politik bagi warga masyarakat. Kita semua ya," terang Djarot.

Dia juga menegaskan pentingnya rasa kebhinekaan berdemokrasi. Dia juga menyayangkan mereka yang kerap main hakim sendiri tanpa menunggu kejelasan proses hukum yang bergulir.

"Kita itu Bhinneka Tunggal Ika. Dan dalam berdemokrasi, dalam pendidikan hukum janganlah kita saling mencaci, saling memaki. Menistakan satu sama lain. Setiap orang punya kelemahan, pasti punya kesalahan. Jadi tidak boleh menghakimi seperti itu," pungkas Djarot.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya