Liputan6.com, Jakarta - Calon wakil gubernur Djarot Saiful Hidayat menyebut Pilkada DKI Jakarta kali ini sangat heboh. Bahkan menurut dia, kehebohan ajang pesta demokrasi lima tahunan ini luar biasa hingga disorot dunia.
"Pilgub Jakarta 2017, hebohnya setengah mati. Bukan hanya se-Tanah Air, sampai dengan dunia menyoroti kita semua, melebihi Pilpres AS. Kenapa? Karena ada Ahok yang fenomenal, tapi itu tidak apa-apa," kata Djarot di Graha Bethel Jakarta, Sabtu (26/11/2016).
Djarot yang hadir dalam pelantikan pengurus DPP Generasi Mudah Pembaharu (Gempar) Indonesia ini mengajak agar seluruh masyarakat Jakarta untuk mencermati program-program dari pasangan calon (paslon) yang ada.
Advertisement
"Marilah dalam demokrasi kita kedepankan hasil-hasil nyata. Kita adu gagasan, adu ide, adu program. Bukan adu otot, bukan adu jotos," ujar dia.
Dalam kesempatan itu, Djarot juga menyatakan tidak takut atas sejumlah aksi pengadangan oleh pihak tertentu saat kampanye. Menurutnya, setiap warga yang didatangi sejatinya menerima kampanyenya.
"Saya sama sekali tidak takut dihadang-hadang. Warga sangat senang sebetulnya (didatangi Djarot), tapi ada kelompok yang tidak tahu aturan, coba menghadang-hadang," ucap Djarot.
Dia mengaku selalu memberikan pemahaman kepada kader-kader PDIP yang gerah dengan aksi pengadangan.
"Ini bukan saatnya kita berantam. Biarkan saja, saya bilang yang sabar-sabar. Kita berikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat, pendewasaan yang baik," tutur Djarot.
Tak hanya itu, mantan Wali Kota Blitar ini juga sempat berbicara mengenai hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) dan Indikator. Dalam survei itu, elektabilitas Ahok-Djarot berada pada angka 10 dan 26 persen.
"Saya bersyukur ada survei LSI, (Ahok-Djarot) 10 persen. Ya enggak apa-apa. Justru itu membikin semangat kita. Kemudian ada survei Indikator, ya enggak apa-apa. Justru ini membuat kita semakin banyak turun ke bawah, ke masyarakat," jelas Djarot.