Liputan6.com, Jakarta Mengulas dana kampanye pada Pilgub DKI Jakarta 2017 merupakan hal yang menarik, terlebih lagi terdapat perbedaan dana kampanye yang kerap menjadi perbincangan publik. Seperti diketahui, dana kampanye untuk pasangan cagub cawagub DKI Jakarta nomor urut dua, Basuki Tjahja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat mayoritasnya merupakan berasal dari rakyat. Sedangkan dana kampanye pada pasangan cagub cawagub nomor urut tiga, Anies Rasyid Baswedan dan Sandiaga Uno berasal dari kantong pribadi calon kandidat.
Ahok menuturkan, kampanye kerakyatan yang diterapkan olehnya seharusnya menjadi role model untuk kampanye-kampanye di masa yang akan datang. Sebab, kata Ahok, kampanye rakyat akan mengajarkan untuk tidak memupuk utang budi kepada perorangan. Utang budi yang tepat, menurt Ahok, adalah utang budi kepada rakyat karena rakyat yang telah membiayai.
"Itu yang saya maksud supaya kita tidak berutang budi pada si A, si B. Kita bisa lihat karakter kita kok.
Advertisement
Sebelumnya, Anies Baswedan menuturkan, merupakan suatu kewajaran ketika dana kampanye banyak dikeluarkan paslon itu sendiri. Menurut Anies, melalui dana kampanye yang berasal dari kantong pribadi paslon, mereka tidak akan merasa memiliki hutang budi pada siapa pun. Dari situ juga, segala aturan bisa ditegakkan dan tidak pandang bulu.
"Kami tidak punya utang budi. Keberpihakan kami full pada rakyat. Kenapa? Karena perjalanan ini pun utangnya itu bukan pada siapa-siapa. Dan apa? Aturan akan bisa ditegakkan dengan baik," kata Anies.
Bagi Ahok, pemaparan yang dilakukan oleh Anies tersebut merupakan blunder. Ahok berujar, sering kali sesorang yang mengeluarkan modal yang banyak pada kampanye akan meminta sesuatu di kemudian hari.
"Saya enggak ngerti gitu ya. Kalau satu pribadi keluar uang segitu banyak, apa dia nanti enggak nagih? Apa dia enggak minta tanggung jawab? Justru yang kami lakukan, ini rakyat yang sumbang," kata Ahok.
Seperti diketahui, Ahok-Djarot kembali menggelar 'Kampanye Rakyat'pada putaran kedua Pilgub DKI Jakarta. Kampanye Rakyat sendiri, merupakan aksi penggalangan dana yang dapat dilakukan melalui dua cara seperti pada putaran pertama. Yaitu melalui transfer bank melalui BCA atau secara online melalui situs www.ahokdjarot.id/patungan.
Ahok mengatakan, dengan mengikutsertakan warga dalam pengumpulan dana kampanye, berarti dia memiliki tanggung jawab kepada warga, bukan kepada pengusaha.
“Kita imbau orang ikut 'Kampanye Rakyat', sumbang. Supaya tanggung jawab kami kepada rakyat, bukan kepada pengusaha. Jadi ada uang masuk, transfer, transparan," tutur Ahok.
Kampanye Rakyat yang dilakukan pasangan Ahok-Djarot sendiri diketahui berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp 12,3 miliar. Bendahara Timses Ahok-Djarot, Charles Honoris mengungkapkan, sampai saat ini sudah ada 2.050 donatur yang telah berpartisipasi pada patungan rakyat.
Charles mengaku optimistis, dana ini nantinya akan memenuhi target yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu Rp 25 miliar sampai masa patungan ditutup pada 7 April 2017.
“Memang belum memenuhi target. Tapi kami optimis sebelum patungan ditutup 7 April, jumlah Rp 25 miliar akan tercapai. Karena KPUD menyatakan batas maksimal jumlah dana patungan pada putaran pertama tidak akan diakumulasikan di putaran kedua. Apalagi, yang sudah berpartisipasi di putaran pertama bisa ikut patungan lagi di putaran kedua,” ucap Charles Honoris.