3 Perbedaan Debat Final Pilkada DKI Jakarta dengan Sebelumnya

Komisi Pemilihan Umum (KPU) sukses menggelar debat Pilkada DKI putaran kedua di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan Rabu 12 April 2017 malam.

oleh Ika Defianti diperbarui 13 Apr 2017, 06:10 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2017, 06:10 WIB
Gaya Paslon Cagub dan Cawagub Dalam Debat Pilkada DKI
Calon Gubernur no 2, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menjawab pertanyaan saat debat terakhir Pilgub DKI Jakarta 2017 di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (12/4). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Komisi Pemilihan Umum (KPU) sukses menyelenggarakan debat Pilkada DKI putaran kedua di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan Rabu 12 April 2017 malam. Ketua KPU DKI Jakarta Sumarno mengatakan ada 3 perbedaan format debat kali ini dengan sebelumnya.

"Debat putaran ini memang ada perbedaan format. Pada putaran kedua ini temanya langsung mengajak masyarakat konfirmasi atau penajaman visi misi cagub cawagub," ujar Sumarno di Hotel Bidakara Jakarta, Rabu (12/4/2017).

Lalu yang kedua, lanjut dia, masyarakat bisa mengajukan pertanyaan langsung kepada pasangan calon di debat Pilkada DKI kali ini.

"Kedua, masyarakat bisa ajukan pertanyaan langsung. Komunitas masyarakat yang dipastikan tidak berafiliasi dengan salah satu paslon," ucap Sumarno.

"Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan disaring sedemikian rupa, para penelis kita, dan ajukan pertanyaan keseharian," sambung dia.

Perbedaan ketiga, kata dia, adalah durasi debat cawagub yang jauh lebih lama jika dibandingkan dengan sebelumnya.

"Ketiga, debat terbuka antarcawagub lebih lama dibandingkan putaran pertama," tutur Sumarno.

Dia menjelaskan, alasan debat cawagub lebih lama karena selama ini fokus debat Pilkada DKI hanya di cagubnya saja.

"Karena selama ini cawagub hanya melengkapi cagub saja. Kita berikan porsi sendiri bahwasannya cawagub kita punya visi misi baik sehngga masyarakat dapatkan gambaran cawagub," tandas Sumarno.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya