Taufik: PAN Bukan Partai Rental, Tidak Ada Mahar Politik

Wakil Ketua Umum PAN Taufik Kurniawan menegaskan, partainya bukan parpol sewaan. Partainya lahir dari reformasi.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 24 Agu 2017, 18:50 WIB
Diterbitkan 24 Agu 2017, 18:50 WIB
Wakil Ketua Umum PAN Taufik Kurniawan
Wakil Ketua Umum PAN Taufik Kurniawan. (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Taufik Kurniawan meyakini, tidak ada istilah mahar bagi seseorang di partainya untuk maju ke bursa pencalonan kepala daerah.

"Saya ini ya ikut PAN sejak lahir, sejak 1998, insya Allah tidak pernah ada yang namanya mahar politik, ataupun hal-hal yang terkait dengan komitmen-komitmen yang berupa uang di PAN," ujar Taufik di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (24/8/2017).

Taufik menjelaskan, yang ada dalam PAN adalah komitmen membangun daerah dan selalu ingat dengan konstituen. Yang terpenting bagi PAN, kadernya tetap berusaha membangun daerah pemilihan (dapil).

"Saya tahu betul, apalagi pada saat saya sebagai Sekjen 2010 sampai 2015, itu sama sekali yang terkait dengan hal-hal pilkada. Apalagi sekarang berhubungan dengan pilkada serentak, kita sangat sekali melarang," ujar dia.

Terlebih lagi, kata Taufik, mantan Ketua Umum PAN Amien Rais selalu memantau partainya. Sehingga, jika ada pihak yang sengaja menggunakan mahar politik, bakal dipecat.

"Semua pasti kalau ada seperti itu langsung dipecat, kalau ada oknum, ya," dia menegaskan.

Lahir dari Reformasi

Wakil Ketua DPR ini menegaskan, PAN bukanlah partai sewaan dan lahir dari reformasi. Jika sesuai anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART) partai, jika ada oknum memberi atau menerima mahar di partainya segera dipecat.

"Insya Allah kita tidak akan memberikan mahar ya, karena PAN ini bukanlah partai rental, bukan partai sewaan, karena partai ini lahir dari reformasi," kata dia.

Taufik menjelaskan, biaya operasional partai sudah diatur Komisi Pemilihan Umum (KPU). Sehingga, lembaga penyelenggara Pemilu itu sudah menyiapkan biaya proporsional kepada partai politik.

"Tapi kalau yang terkait dengan mahar, mahar itu ibaratkan membeli dukungan, tapi saya tidak mengatakan semua partai, tapi khusus PAN tidak ada (mahar)," tegas dia.

Karena itu, Taufik melanjutkan, apabila sudah ada mahar dalam suatu partai maka partai tersebut menjadi partai rental.

"Manakala itu sudah menjadi partai rental, percayalah pada saat dia terpilih jadi bupati, otomatis tanggung jawab morilnya udah lunas pada partai yang mengusung," ujar dia.

Konsep Nabi

Menurut Taufik partai pengusung seorong calon memiliki tanggung jawab moril pada siapapun. Jika calon tersebut kalah pada pilkada atau pilpres, maka itu bagian dari kegagalan masyarakat dan partai tersebut.

Sehingga, Taufik menegaskan, apabila ada mahar politik bagi calon pada pilkada atau pilpres, maka sudah mengkhianati proses demokrasi Tanah Air.

"Kita reformasi karena apapun, one man one vote one value. Tidak ada one man one vote, one value one mahar, enggak ada. Siapapun calon yang didukung oleh PAN, kita ini konsep nabi ya, amanah, tablig, fatonah, ya sudah itu jadi panduan dan platform PAN," Taufik menandasakan.

Saksikan video menarik berikut ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya