Liputan6.com, Palembang - Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada Serentak di Sumatera Selatan (Sumsel) diikuti oleh tokoh politik hingga birokrasi yang sudah tidak asing lagi bagi warga Sumsel. Baik di Pilkada Sumsel maupun Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Palembang.
Beberapa fakta menarik seputar peserta pilkada serentak turut menjadi perhatian masyarakat.
Mulai dari peserta yang maju mencalonkan diri sampai tiga kali, hingga peserta yang masih mempunyai hubungan keluarga dengan Presiden RI.
Advertisement
Baca Juga
Di salah satu Pilkada Serentak di Palembang, nama Sarimuda tentu menjadi nama yang selalu muncul di tiap Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Palembang.
Sarimuda pernah maju dalam Pilwalkot Palembang di tahun 2008 melawan Eddy Santana Putera.
Namun langkah Sarimuda terhenti, setelah Eddy Santana Putera yang berpasangan dengan Romi Herton memenangkan kontestasi tersebut. Keinginannya untuk menjadi pemimpin Kota Palembang pun kandas, setelah suara pendukungnya tak mendominasi Pilwalkot Palembang.
Mantan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Sumsel ini kembali mencoba peruntungan di Pilkada tahun 2013. Menggandeng Nelly sebagai wakilnya, Sarimuda optimistis bisa memenangkan pemilihan di salah satu Pilkada Serentak Sumsel tersebut.
Sarimuda-Nelly bersaing dua paslon lainnya, yaitu Mularis Djahri-Husni Tamrin dan Romi Herton-Harnojoyo.
Kasus Suap Pilkada
Pilkada Palembang 2013 ini sempat ricuh, karena Sarimuda-Nelly dan Romi Herton-Harnojoyo sempat saling klaim atas kemenangan mereka.
Akhirnya Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan Romi Herton-Harnojoyo menang dengan selisih delapan suara dari Sarimuda-Nelly.
Sekitar satu tahun menjabat, Romi Herton dinyatakan bersalah oleh Komisi Pemberantas Korupsi (KPK). Dirinya terbukti melakukan suap kepada Ketua MK Akhil Muchtar untuk kemenangannya.
Aksi sogok ini terungkap, setelah Akhil Muchtar terlebih dahulu diciduk KPK atas kasus yang sama.
Posisinya akhirnya diisi Wawako Palembang Harnojoyo, yang ditunjuk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Wako Palembang.
Dua posisi sekaligus dalam Pemerintahan Kota (Pemkot) Palembang berakhir setelah Fitrianti Agustinda dilantik sebagai Wawako Palembang, di akhir September 2016.
Advertisement
Kemenangan Terampas
Di Pilwalkot Palembang, dirinya kembali maju dengan menggandeng Abdul Rozak, atau dipanggil Cek Rozak.
Alasannya untuk kembali maju ketiga kalinya, karena ia merasa pernah memenangkan Pilwalkot Palembang di pilkada sebelumnya.
“Saya tidak takut (kalah), karena tahu 2013 sudah menang. Tapi kemenangan saya dirampas. Saya menang tapi tidak dilantik,” ujarnya kepada Liputan6.com, saat ditulis Jumat (12/1/2018).
Majunya Sarimuda dalam pilkada ini karena derasnya dukungan dari banyak pihak, mulai dari keluarga, kerabat terdekat hingga masyarakat Palembang.
“Pilkada kali ini saya yakin dan optimistis bisa menang dan menjadi pemimpin Palembang, untuk membangun Palembang menjadi lebih baik lagi,”katanya.
Satu lagi nama yang sudah banyak dikenal tidak hanya di Sumsel, tapi juga di bursa politik nasional, yaitu Giri Ramandha Kiemas.
Ketua DPRD Sumsel ini mendaftarkan diri sebagai Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Sumsel mendampingi Dodi Reza Alex Noerdin.
Sebelum mencalonkan diri sebagai paslon di Pilkada Sumsel, Dodi Reza Alex Noerdin baru saja dilantik sebagai Bupati Musi Banyuasin (Muba) selama enam bulan.
Amanah Presiden RI
Giri Ramandha Kiemas merupakan keponakan dari almarhum Taufik Kiemas, suami dari Presiden RI ke-5, Megawati Soekarnoputri.
Rekam karir Giri di kancah perpolitikan cukup melejit. Pria berkacamata ini juga didapuk menjadi Ketua DPD Sumsel PDI Perjuangan.
Pria ini mengaku mendapat dukungan penuh dari keluarga besarnya, termasuk Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.
“Saya mendapatkan amanat untuk tetap maju di Pilkada Sumsel. Yang jelas, kalau jadi pemimpin nanti, harus menjaga nama baik keluarga,” katanya.
Dirinya mendampingi Dodi Reza Alex Noerdin, yang merupakan anak Gubernur Sumsel Alex Noerdin.
Dodi-Giri mendapatkan dukungan dari tiga partai pendukung (parpol) pengusung, yaitu PDI-Perjuangan, Partai Golongan Karya (Golkar) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Paslon yang menggelar deklarasi di Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera) pada hari Rabu (10/1/2018) lalu, mendapatkan 29 kursi dari ketiga parpol pengusungnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement