Sandiaga Berharap Pilkada 2018 Damai seperti Pilkada DKI

Sandiaga Uno mengimbau warga tidak mudah mempercayai informasi hoaks.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 06 Mar 2018, 07:08 WIB
Diterbitkan 06 Mar 2018, 07:08 WIB
[Bintang] Sandiaga Uno
Bagi Sandiaga, film Benyamin: Biang Kerok memberikan tempat khusus terkait kesenian tradisional Betawi. Dan berharap kebudayaan Betawi semakin banyak yang mencintai. (Adrian Putra/Bintang.com)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengimbau warga tidak mudah mempercayai informasi hoaks. Ia pun meminta warga menyaring setiap berita sebelum menyebarkan berita itu.

"Bahwa sekarang saya melihat hoaks itu memainkan banyak peran. Jadi post-truth, post-fact. Cek dulu sebelum kita share. Pastikan juga berita tersebut betul dan jangan terlalu percaya dengan berita-berita yang kita terima dan langsung kita broadcast," kata Sandiaga di Balai Kota Jakarta, Senin (5/3/2018).

Sandiaga mencontohkan Pilkada DKI yang berlangsung damai tanpa banyak hoaks. Ia berharap, tahun 2018 atau tahun politik ini juga dapat berlangsung damai dan kondusif seperti Pilkada DKI.

"Saya mengimbau semua dan kemarin di (Pikkada) DKI alhamdulillah kita bisa tetap dalam situasi yang adem, damai, dan kondusif. Tapi, pada 2018 ini jangan sampai ada perseteruan di dunia maya yang berujung kepada perseteruan di dunia nyata, jangan sampai kayak gitu," kata Sandi.

Ia menyarankan empat cara untuk menyaring apakah informasi itu layak disebarkan, diberitakan atau tidak.

"Satu, teliti dulu benar enggak, valid enggak data yang kita terima. Nomor dua kalau tidak (valid) ya sudah jangan sampai di-broadcast, jangan sampai dibaca juga," kata Sandi.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 


Menyaring Hoaks

Cara menyaring informasi yang lain, kata Sandi, adalah mempertimbangkan manfaat dan kerugian bila informasi hoaks itu disebar.

"(Tiga) bermanfaat enggak sih ini informasi, kita sebarkan. kalau enggak bermanfaat jangan disebar, jangan diteruskan hoaks tersebut," ucap Sandi.

Keempat, kata dia, apakah informasi itu bisa menyakiti perasaan orang lain atau reputasi orang. "Karena ini bisa berujung kepada masalah hukum. Jadi lebih baik enggak usah," ucap Sandi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya