Liputan6.com, Sidoarjo - Calon Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bertemu sejumlah anak-anak di Pondok Pesantren (Ponpes) Millenium, Tenggulunan, Kecamatan Candi, Sidoarjo. Mereka dinamakan tokoh-tokoh nasional seperti Jokowi, Prabowo, Megawati, Hasyim Muzadi, SBY, Yasir Arafat, Syahrini dan beberapa tokoh lainnya.
Mereka adalah anak-anak yatim piatu yang diasuh di pondok pesantren tersebut. Selain nama-nama di atas, Khofifah juga bertemu nama kembarnya, Khofifah Indar Parawansa Junior (8)Â yang saat ini duduk di kelas dua sekolah dasar.
Khofifah sudah kesekian kalinya menyambangi ponpes anak yatim yang diberi nama-nama tokoh di Indonesia tersebut. Mulai sebelum jadi Menteri Sosial sampai sekarang.
Advertisement
"Saya ingat betul, 8 tahun yang lalu saya ke sini, Khofifah junior ditinggalkan ibunya begitu saja dan akhirnya diserahkan ke sini. Lalu diberi nama yang sama. Mungkin karena kebetulan saya ke sini," tutur Khofifah saat bertemu Khofifah Junior, Selasa 13 Maret 2018.
Saat ini, lanjut Khofifah, gadis kecil yang sejak lahir ditinggalkan orangtuanya tersebut, kini mulai tumbuh berkembang. Dia sudah bisa mengenyam pendidikan di bangku SD di kawasan Khurioan Nirwana Village.
"Alhamdulillah, semoga mereka semua menjadi orang-orang yang sukses sesuai nama yang diberikan kepada mereka," ujar Khofifah.
Â
Penuhi Hak Dasar
Mereka, lanjut Khofifah, terlahir sebagai anak yang tak diinginkan. Andaikan mereka bisa memilih, mungkin mereka akan memilih terlahir sebagai anak yang diinginkan orang tuanya.
"Itulah alasannya, kenapa mereka diberi nama-nama tokoh yang ada di Indonesia. Agar mereka tegar dalam menjalani hidup. Di sini, mereka diasuh, diberi pendidikan, diajari Alqur'an, dan diberi bekal akhlaqul karimah untuk menjadi orang yang baik untuk masa depan mereka," kata Khofifah seraya meneteskan air mata.
Saat menjadi Menteri Sosial, Khofifah mengaku sudah memperjuangkan bakti baksos, dan mendatangkan direktur anak ke ponpes tersebut. Alasannya, agar mereka bisa tercatat sebagai warga negara Indonesia. Namun, saat ini masih terkendala.
"Mereka ini unregister people, unwanted children, kehamilan yang tak diinginkan. Mereka harus punya warga negara, mereka harus terpenuhi hak dasarnya, yakni akte kelahiran. Maka dari itu, mari kita bersama-sama, terutama pemerintah setempat (dispendukcapil) untuk mencari solusi terbaik buat mereka," ucap Khofifah.
Advertisement