Liputan6.com, Sentani - Berkunjung ke Lapas Narkotika Klas IIA Doyo, Kabupaten Jayapura, Calon Gubernur Papua nomor urut 2, John Wempi Wetipo menawarkan sejumlah terobosan pekerjaan yang dapat dilakukan oleh narapidana narkotika. Salah satunya adalah menawarkan pemasaran hasil karya lukisan kulit kayu atau kerajinan tangan lainnya yang sering dibuat oleh para narapidana dan tahanan tersebut.
"Hasil karya yang telah dbuat ini ada pasarannya untuk dijual diluar sana. Kami akan mencarikannya," kata Wetipo yang berpasangan dengan Calon Wakil Gubernur Papua, Habel Melkias Suwae.
Wempi yang diusung partai koalisi Papua Cerdas dengan dukungan PDI Perjuangan dan Gerinda bertemu langsung dengan 400-an warga binaan di lapas tersebut. Sejumlah fasilitas yang tak lengkap, misalnya air bersih, perlengkapan mandi dan tidur yang belum layak, serta perlengkapan musik dan olahraga bagi warga binaan lapas menjadi perhatian Wempi untuk diberikan kepada warga binaan ini.
Advertisement
Baca Juga
"Saya yakin orang baik diluar sana banya, tapi yang mempunyai hati sedikit. Saya akan mencarikan bantuan diluar sana untuk membantu kelengkapan fasilitas bagi saudara di tempat ini. Saya juga berharap, saudara bisa cepat pulang dan bertemu dengan keluarga di rumah," kata Wempi, Selasa 20 Maret 2018.
Dalam pertemuan itu, warga binaan perempuan juga mengerubungi Wempi untuk membeli dan menawarkan rajutan tas noken yang dibuat oleh para perempuan itu.
"Saya tak mampu beli noken sebanyak ini. Saya carikan sponsor dulu ya, untuk bisa memborong mama-mama pu (punya) noken," kata Wempi sambil bercanda.
Sambil bercerita santai, puluhan perempuan itu menyampaikan minimnya pelatihan di dalam lapas tersebut. Warga binaan perempuan berharap pembinaan didalam lapas dapat dilakukan untuk mengisi kekosongan waktu.
"jika ada yang ajari kita menjahit atau membuat panganan olahan lainnya, kan kami juga bisa menghasilkan uang dari dalam sel ini." kata Mama Ina kepada calon Gubernur Papua, Wempi Wetipo.
Menyisir Rumah Sakit dan Pasar
Sementara itu, Calon Wakil Gubernur Papua pasangan nomor urut 2, Habel Melkias Suwae bertemu 16 orang petugas kebersihan di Rumah Sakit Yowari, Kabupaten Jayapura. Para petugas keamanan itu mengadu kepada dirinya, soal belum digaji tiga bulan, tanpa alasan yang jelas.
Habel yang tak sengaja bertemu dengan petugas keamanan itu dikarenakan saat ingin berkunjung ke rumah sakit milik pemerintah itu, Habel ditolak oleh Pelaksana tugas Direktur Rumah Sakit Yowari.
"Kami mogok kerja, hingga gaji kami dibayarkan oleh manajemen rumah sakit. Saya sudah menyurati bupati dan komisi C DPRD, tapi tak ada respon. Akhirnya kami melaporkan kejadian ini ke Dinas Tenaga Kerja setempat," kata Kepala Petugas Keamanan Rumah Sakit Yowari, Sulaiman Kaway, saat bertemu Habel.
Menurut Sulaiman, gaji yang dibayarkan kepada petugas kesehatan seharusnya Rp 3,1 juta per bulannya, tapi manajemen hanya membayarakan Rp 2,6 juta. "Inidkasi ada korupsi Rp 500 ribu per orang perbulan. Jika dikalikan 16 orang, berarti ada dana yang dipotong Rp 8 juta dan entah masuk ke saku siapa," katanya.
Pelaksana tugas Direktur Rumah Sakit Yowari, Petronella Marcia Risamasu mengatakan pihaknya akan membicarakan masalah yang dihadapi petugas keamanan tersebut dengan pihak ketiga yang melakukan kontrak dengan Rumah Sakit Yowari.
"Hal yang bisa kami lakukan adalah memanggil pihak ketiga ini. Urusan petugas keamanan tak dibayarkan gajinya, bukan kewenangan kami, sebab seluruh tanggung jawab kepada petugas keamanan itu telah diserahkan ke pihak ketiga," ujarnya ketika ditemui di Rumah Sakit Yowari.
Sedangkan untuk larangan calon Wakil Gubernur Papua, Habel ke rumah sakit, disebutkan Petronella, dikarenakan tak ada surat pemberitahuan ke rumah sakit untuk kunjungan tersebut.
"Kami ini hanya aparatur sipil negara yang mentaati aturan. Apalagi momen ini pilkada dan jangan sampai disangkutkan ke hal-hal lainnya," jelasnya.
Sementara itu, Calon Wakil Gubernur Papua, Habel Melkias Suwae (HMS) menduga ada indikasi penggelapan dana dalam kasus belum dibayarkan gaji tiga bulan petugas keamanan. Habel bahkan akan membawa kasus dugaan penggelapan dana ini ke KPK dan BPK.
"Tak ada kata ampun untuk korupsi. Semua harus dibenahi. Kami minta dana-dana di rumah sakit pemerintah itu diaudit," ucap Habel.
Saksikan video pilihan berikut ini: Â https://www.vidio.com/watch/1200168-perang-pilkada-2017-intan-jaya-papua
Advertisement