Hadiri Pernikahan Tergenang Banjir, Calon Wali Kota Palembang ini Dicurhati Warga

Akbar berjanji, bila terpilih menjadi wali kota, akan mencarikan solusi permasalahan banjir di lingkungan tersebut.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 01 Apr 2018, 15:08 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2018, 15:08 WIB
Calon Wali Kota Palembang M Akbar Alfaro menyambangi acara pernikahan warga yang digenangi banjir (Istimewa)
Calon Wali Kota Palembang M Akbar Alfaro menyambangi acara pernikahan warga yang digenangi banjir (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Lokasi pesta pernikahan warga di Jalan KI Merogan Lr Damai 1 RT 29 RW 01, Kertapati, Kota Palembang mendadak jadi ajang curhat warga saat calon Wali Kota Palembang M Akbar Alfaro hadir acara tersebut.

Bukan tanpa masalah, lokasi yang menjadi tempat hajatan warga itu tergenang air hingga setinggi mata kaki orang dewasa. Warga penyelenggara hajatan yang seharusnya diberkahi kebahagiaan menjadi kecewa dan malu.

Akbar yang datang untuk memberi selamat kepada warga yang hadir mengaku prihatin dengan kondisi tersebut. Dia mengaku bila nantinya terpilih menjadi wali kota akan mencarikan solusi permasalahan banjir di lingkungan tersebut.

"Tentu ini masalah yang kerap terjadi dan tak kunjung usai, soal sanitasi buruk dan sampah, sehingga air tersumbat dan menggenangi rumah warga. Ini tidak bisa dibiarkan karena jelas dapat mengganggu aktivitas warga," kata Akbar, Sabtu, 31 Maret 2018.

Akbar yang maju melalui jalur independen itu pun berjanji akan menyelesaikannya dalam waktu dua tahun jika mendapat amanah dari masyarakat kota ini.

"InsyaAllah jika diberikan amanah, dua tahun persoalan banjir ini selesai,' tegas dia.

Program Tangkal Banjir

Akbar yang berpasangan dengan kader NU Sumsel, Hernoe Roesprijadji itu menerangkan, program penanggulangan banjir pertama adalah pembangunan ruang resapan air atau biopori sesuai kecamatan dan zonanya.

"Ini tentu menjadi hal yang dibutuhkan mengingat daerah resapan sangat berkurang,” terang dia.

Selain itu, yang tak kalah penting pembangunan kolam retensi di titik wilayah banjir, yang prioritas untuk terlebih dulu diselesaikan. Selanjutnya, pengerukan sungai – utama yang dangkal dan pembersihan anak-anak sungai yang bersifat pastrisipatoris.

"Terakhir ya menyadarkan warga untuk tidak membuang sampah sembarangan. Salah satu konversinya adalah program sampah menjadi beras agar warga bisa merasa memiliki," Akbar Alfaro menandaskan.  

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya