Ke Ciamis, TB Hasanuddin Beraksi Jadi Petani Dadakan

Dukungan terhadap pasangan calon gubernur-wakil gubernur Jawa Barat nomor dua TB Hasanuddin dan Anton Charliyan (Hasanah) terus mengalir dari berbagai kalangan masyarakat.

oleh huyogo simbolon diperbarui 02 Apr 2018, 22:05 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2018, 22:05 WIB
Calon gubernur Jawa Barat Tubagus Hasanuddin menghadiri deklarasi dukungan untuk Hasanah, di Kecamatan Panyingkiran, Kabupaten Ciamis, Senin (2/4/2018) / Tim Media
Dukungan terhadap pasangan calon gubernur-wakil gubernur Jawa Barat nomor dua TB Hasanuddin dan Anton Charliyan (Hasanah) terus mengalir dari berbagai kalangan masyarakat.

Liputan6.com, Bandung Dukungan terhadap pasangan calon gubernur-wakil gubernur Jawa Barat nomor dua TB Hasanuddin dan Anton Charliyan (Hasanah) terus mengalir dari berbagai kalangan masyarakat. Salah satunya dari Ikatan Alumni Hidayatul Mustaqim (Ikahim) di Kabupaten Ciamis.

Dalam keterangan tertulisnya, Ketua Ikahim Aep Muqoddas mengatakan, dukungan tersebut merupakan hasil kajian dari para alumni, yang menilai Hasanah layak memimpin Jawa Barat lima tahun ke depan, serta mampu membawa perubahan yang lebih baik untuk tanah Pasundan.

"Ikahim sepakat mendukung Kang Hasan dan Kang Anton, pasangan ini mempunyai perhatian lebih terhadap dunia pesantren, mempunyai visi sama untuk membangun Jawa Barat ke arah lebih baik," ungkapnya usai mendeklarasikan dukungan untuk Hasanah, di Kecamatan Panyingkiran, Kabupaten Ciamis, Senin (2/4/2018).

Dia menambahkan, program yang disampaikan oleh Hasan merupakan program yang mudah dimengerti oleh masyarakat dan dekat dengan situasi yang dihadapi oleh rakyat saat ini, mulai dari bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan hingga keamanan.

"Program Kang Hasan itu sederhana, mengena ke masyarakat, serta mudah dicerna karena sesuai dengan keadaan masyarakat saat ini," tambahnya.

Terkait kegiatan dunia pesantren di Jawa Barat, dia menjelaskan, Hasanah memprogramkan dana sebesar Rp 1 triliun per tahun untuk perkembangan pembangunan dan pendidikan di pesantren.

"Pondok Pesantren itu salah satu wadah pendidikan moral bangsa, 1 Triliun itu untuk menunjang pembangunan dan kemajuan kegiatan kepesantrean di Jawa Barat," ujarnya.

Petani Dadakan

Calon gubernur Jawa Barat Tubagus Hasanuddin turun ke sawah menanam padi di Cijeunjing, Kabupaten Ciamis, Senin (2/4/2018) / Tim Media
Dukungan terhadap pasangan calon gubernur-wakil gubernur Jawa Barat nomor dua TB Hasanuddin dan Anton Charliyan (Hasanah) terus mengalir dari berbagai kalangan masyarakat.

Selain menemui Ikahim, Hasanuddin juga menyambangi kelompok tani di Cijeungjing, Kabupaten Ciamis. Hasan pun ikut turun ke sawah menanam padi atau disebut dengan istilah Nandur dan menggaris pola tanah atau disebut ngagarit dalam bahasa Sunda.

Hasan yang mempunyai latar belakang petani, terlihat piawai menanam satu demi satu bibit padi. Pada kesempatan tersebut, dia menyampaikan, akan mewujudkan kemakmuran petani di Jawa Barat melalui program Jabar Seubeuh.

Program tersebut, digulirkan untuk fokus terhadap permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat kalangan bawah seperti petani dan nelayan. Untuk memudahkan para petani, sambung Hasan, dirinya akan mensubsidi setiap kebutuhan para petani mulai dari pupuk, sarana pertanian hingga bibit tani.

"Petani di Jawa Barat harus mukti, setidaknya petani harus mempunyai kehidupan yang layak dan kebutuhan hidupnya tercukupi," ujarnya.

Hasan berjanji akan menjaga kestabilan harga pangan seperti beras, sebagai upaya untuk membuat para petani untung dan beras tetap mampu terbeli oleh masyarakat. Menurutnya, seringkali, harga jual beras petani justru rendah, sehingga menyebabkan petani merugi.

Oleh karena itu, Hasan berencana mengoptimalkan peran Bulog sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menampung hasil panen para petani saat hasilnya melimpah, dan menjualnya saat panen tidak memuaskan. Cara tersebut, lanjut Hasan, akan efektif menjaga kestabilan harga beras.

"Saya pastikan, akan mengaktifkan fungsi Bulog secara maksimal, untuk lebih memperhatikan kondisi petani. Ketika padi melimpah, teori ekonominya, harga turun, supaya petani tidak sengsara, Bulog hadir disitu membeli dengan harga yang layak, lalu disimpan, ketika paceklik tiba, baru beras dijual maka harganya stabil," dia menandaskan.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya