Liputan6.com, Denpasar - Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis Matta berkesempatan menghadiri acara kopi darat Relawan Anis Matta dan Gen AMPM Bali di Hotel Orenjje Denpasar.
Di hadapan ribuan relawan yang menggadang-gadangnya sebagai calon Presiden Indonesia 2019 itu Anis memaparkan visinya yang disebut Arah Baru Indonesia (ABI). Anis merupakan salah satu dari sembilan kandidat capres dari PKS.
Advertisement
Baca Juga
Anis Matta percaya, Arah Baru Indonesia akan membawa Indonesia terbang tinggi menjadi poros baru kekuatan dunia. Syaratnya satu, Indonesia mengelola secara penuh seluruh potensi yang dimilikinya mulai dari teknologi, kekayaan alam, militer, ekonomi dan lain sebagainya.
Hanya saja, kata dia, saat ini potensi itu belum dikelola dengan baik, sehingga Indonesia belum bisa terbang tinggi dan berbicara banyak di kancah internasional.
"Ibarat pesawat, langitnya itu masih tinggi di atas sana, tapi terbangnya terlalu rendah," katanya kepada Liputan6.com, Minggu (8/4/2018).
Jika ia diberi kesempatan memimpin, Anis Matta akan membuat satu lompatan besar bagi Indonesia.
Kuncinya sederhana yakni ilmu pengetahuan dan wawasan global. Ilmu pengetahuan dan wawasan global itu kemudian ditransformasikan menjadi kekuatan untuk melangkah lebih jauh lagi ke depan.
Goncangan Ekonomi Dunia
Bali, ia melanjutkan, memiliki wawasan global lantaran pergaulan internasional sebagai destinasi wisata dunia.
"Sekarang bagaimana wawasan itu ditransformaaikan menjadi kekuatan. Bali bisa menjadi salah satu titik awal untuk hal itu," paparnya.
Menurut Anis, dunia saat ini tengah mengalami goncangan lantaran bergesernya kekayaan ekonomi dunia.
Sebelumnya, Eropa dan Amerika menguasai mayoritas sebanyak 80 persen Produk Domestik Bruto (PDB) dunia. kini, Asia yang diwakili Tiongkok menguasai 40 peraen PDB dunia tersebut. Bagaimana posisi Indonesia?
Anis menyebut Indonesia sering diuntungkan oleh peristiwa sejarah. Di masa Orde Baru Indonesia cukup sejahtera, karena bergabung dengan kapitalisme global yang sedang naik daun.
Ketika ada gelombang demokratisasi dunia pasca-Uni Soviet runtuh pada1990-an, lahir gerakan Reformasi 1998. Hanya saja, peristiwa bersejarah dunia itu seringkali membuat Indonesia ikut melakukan perubahan.
Advertisement
Bali Jadi Poros
"Ke depan, kita harus bisa menentukan nasib sendiri, bahkan di tengah kabut yang tebal," ucap Anis.
Menurut pria kelahiran Bone, Sulawesi Selatan ini, Bali sudah lama menjadi titik singgung Indonesia dengan dunia. Ini harus dimanfaatkan karena struktur ekonomi dunia sedang bergeser ke sektor jasa.
“Bali adalah contoh mesin pertumbuhan ekonomi baru yang bertumpu pada jasa. Ini modal kita melakukan lompatan besar,” ujar Anis.
Sebelumnya, relawan Anis Matta untuk pemilihan presiden 2019 se-Pulau Bali dideklarasikan pada 31 Maret 2019 di Lapangan Timur Monumen Bajra Sandhi, Renon, Denpasar. Selain orasi dan pentas seni, dalam deklarasi tersebut diadakan donor darah dan bazar kuliner.