Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nur Wahid, membantah pertemuan antara Ketua tim pemenangan pemilu Gerindra Sandiaga Uno dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) untuk melanggengkan Anies Baswedan sebagai cawapres bagi Prabowo Subianto.
Menurutnya, sikap resmi partai terkait Pilpres harus diutarakan langsung oleh Sekjen dan Ketua Umum Gerindra.
"Pak Sandi klarifikasi bahwa ketika beliau bertemu dengan Pak JK, dia tidak membicarakan masalah itu. Yang kemudian pertama kali menyebut itu adalah Pak Arief Pouyono tapi itu dibantah Pak Sandi. Nah bagaimana sesungguhnya kita perlu penjelasan langsung bukan dari pak Sandi. Tapi dari apakah Sekjen Gerindra atau dari Pak Prabowo sendiri," katanya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (8/5).
Advertisement
"Tapi kemarin pada saat apel pemenangan di Jatim, Pak Prabowo jelas mengajak Pak Sohibul Iman untuk berparade, melihat kesiapan, dan pemenangan. Jadi saya kira terlalu dini berkesimpulan PKS bakal mengusung," tambahnya.
Menurutnya, terlalu dini jika PKS disebut mendukung Anies sebagai Cawapres Prabowo. Sebab, perlu mekanisme panjang yang mesti dirembuk bersama. PKS juga masih menunggu keputusan resmi Gerindra apakah benar mengusung Anies sebagai cawapres atau tidak.
"Termasuk terlalu dini cawapresnya adalah Pak Anies Baswedan. Ada mekanisme panjang yang harus dibicarakan dan saya kira PKS akan memberikan sikap setelah mendapatkan pernyataan sikap resmi dari Gerindra tentang masalah ini," tandasnya.
Lebih lanjut, Hidayat juga menilai lebih elegan jika Anies mengemban amanah sebagai gubernur di DKI sampai selesai masa jabatan.
"Itu lebih baik bagi semuanya, termasuk bagi warga jakarta. Sekalipun ini bukan sikap PKS tapi saya pribadi. Sekarang ini belum definitif koalisi ini dengan siapa saja. Gerindra,PKS atau ada yang lain," ucap Hidayat.
Reporter:Muhammad Genantan Saputra
Sumber: Merdeka.com