Ini Harapan Para Tokoh bagi Pemimpin Bali Pemenang Pilkada 2018

Liputan6.com, Denpasar - Sejumlah tokoh Bali menginginkan agar gubernur yang terpilih dalam Pilkada 2018 berani dan tidak hanya diam dalam zona nyaman di tengah berbagai tantangan pembangunan.

"Seorang pemimpin harus punya nyali, khususnya dalam menegakkan aturan. Kalau ada penyimpangan, sikat saja," ujar Guru Besar Universitas Udayana Prof Dr Yohanes Usfunan dalam acara simakrama atau temu wicara Gubernur Bali dengan masyarakat di Denpasar, seperti dilansir Antara, Kamis (31/5/2018).

Dia berpesan agar pemimpin Bali ke depan selalu berjalan dalam koridor hukum, dapat menciptakan pemerintahan yang bersih, memperhatikan perlindungan HAM, dan tidak sewenang-wenang.

Tak hanya itu, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Bali Ida Panglingsir Ageng Putra Sukahet berpendapat, pemimpin ke depan harus bisa mewujudkan masyarakat yang rukun, aman, damai, sejahtera, dan adil.

"Menurut saya, kepemimpinan Bapak Gubernur Made Mangku Pastika sudah luar biasa. Penggantinya harus lebih cerdas, jujur, bersih dan berkarakter," ucap Ida.

Ia pun berpesan agar gubernur terpilih dapat melepaskan jaket partai dan tidak diskriminatif dalam melaksanakan kebijakan.

Sementara itu, Ketua Yayasan Swastika Nagiarta Negara menyampaikan harapan agar pemimpin Bali ke depan senantiasa berpedoman pada Tri Hita Karana.

"Lebih dari itu, Bali butuh pemimpin yang inovatif, kreatif dan berpikir holistik," kata Nagiarta.

Sementara tokoh media Nyoman Wirata berpendapat, sosok pemimpin lima tahun ke depan harus punya komitmen untuk menyeimbangkan pembangunan sektor pertanian dan pariwisata yang menurutnya masih timpang.

"Harus dirancang sebuah sistem di mana hotel punya kewajiban membina petani," tutur Wirata. Selain itu, Pemimpin Redaksi Bali Post ini berharap pemimpin yang berani dan tak diam di zona nyaman.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Selain menghadirkan sejumlah tokoh, peserta simakrama lainnya juga menyampaikan harapan terkait pemimpin Bali lima tahun ke depan.

Ida Bagus Agung dari Jembrana menginginkan sosok pemimpin yang tindakannya selaras dengan pikiran dan perkataan.

Jero Penjor dan Marja Abas berharap sosok pemimpin yang menyayangi Bali, cinta NKRI dan berlaku seperti matahari.

Sementara itu, Gubernur Bali Pastika menilai, semua yang disampaikan oleh para tokoh dan peserta simakrama adalah hal yang sangat penting untuk dipedomani oleh pemimpin Bali lima tahun ke depan.

"Dalam 10 tahun pelaksanaannya, visi Bali Mandara dengan berbagai program unggulan telah meletakkan fondasi yang kokoh bagi pembangunan daerah Bali," tutur Pastika.

Namun, ia menyadari masih butuh upaya dan kerja keras untuk mengatasi permasalahan pembangunan seperti kesenjangan antarsektor dan antarwilayah.

Pilkada Bali 2018 diikuti dua pasangan calon, yaitu pasangan nomor urut satu Wayan Koster-Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Ace).

Adapun pesaingnya adalah pasangan nomor urut dua Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra-Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta).