Kenapa Suara Asyik Melonjak di Pilkada Jabar 2018?

Namun, terlepas dari beberapa faktor tersebut, Toto melihat memang ada tren pergeseran peta suara di Jawa Barat.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 30 Jun 2018, 08:37 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2018, 08:37 WIB
Calon Gubernur Jawa Barat Sudrajat
Calon Gubernur Jawa Barat Sudrajat (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

 

Liputan6.com, Jakarta Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA, Toto Izul Fatah menilai, meroketnya perolehan suara pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) di Pilkada Jawa Barat 2018 karena adanya migrasi suara dari para pasangan calon pesaing mereka di hari H pencoblosan.

"Dari hasil analisis, kenaikan signifikan pasangan Asyik diduga lebih karena pasangan ini dapat limpahan berkah suara terbanyak dari kemerosotan dua pasang lainnya, yakni Rindu dan dua DM," tulis Toto, Sabtu (30/6/2018).

Selain itu, lanjut Toto, meroketnya hasil suara Asyik juga turut didukung oleh testimoni sejumlah tokoh agama yang secara gamblang menyuarakan imbauan memilih Paslon usungan PKS, PAN dan Gerindra ini.

"Tak dipungkiri adanya faktor testimoni sejumlah tokoh agama yang terang-terangan mengajak memilih pasangan nomor urut tiga ini, seperti dari ustaz Arifin Ilham, Mamah Dedeh," ujar Toto.

Namun, terlepas dari beberapa faktor tersebut, Toto melihat memang ada tren pergeseran peta suara di Jawa Barat. Hal itu terlihat dari hasil dua kali survei LSI Denny JA pada Maret dan Juni 2018.

Survey LSI pada Maret dan Juni, Ridwan Kamil-Uu (Rindu) dan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi mengalami tren penurunan. Rindu yang pada Maret 39% dan turun pada Juni ke 38%, lalu turun lagi ke 32% pada quick count kemarin (Juni). Begitu juga Dua DM yang andalan pengumpul suaranya ada di Dedi Mulyadi, karena Deddy Mizwar sudah mentok.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya