Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PPP, Romahurmuziy, mengatakan pengumuman terkait cawapres pendamping Joko Widodo atau Jokowi akan dilaksanakan mendekati waktu akhir pendaftaran. Mereka menunggu pihak lawan yang dimotori Gerindra, untuk mengumumkan pasangan calon dan formasi koalisinya.
"Keputusan apa pun yang nanti kita sepakati itu nanti diumumkan last minute sebagai sebuah bagian respons kita menunggu sebelah siapa yang dicalonkan dan formasi koalisi seperti apa," kata Romy di kantor DPP PPP, Senin (9/7).
Romy mengatakan, untuk koalisi pendukung sendiri sudah diinformasikan terkait 10 nama yang dikantongi Jokowi. Mantan gubernur Jakarta itu telah meminta pendapat terkait nama itu kepada ketua umum partai. Keputusan final bakal diambil dalam pertemuan dengan para ketua umum partai koalisi.
Advertisement
"Tentu sebagai pertemuan untuk memastikan dua hal pertama formasi final koalisi partai apakah lima ini atau maish akan bertambah lagi dan yang kedua siapa yang akan mendampingi pak Jokowi itu tentu tidak cukup hanya satu kali pertemuan, mungkin akan terjadi dalam beberapa kali pertemuan," kata dia.
Romy menjelaskan kalaupun keputusan sudah muncul, tidak akan dibeberkan sampai waktu pendaftaran Agustus mendatang. Adapun alasannya, menurut Romy menunggu sikap koalisi lawan.
"Sekarang dari pihak sebelah masih terlihat kebingungan untuk menentukan formasi final koalisinya. Karena dari partai yang ada kita tahu persis Gerindra menghendaki Prabowo-Anies sementara PKS yang jadi sekutu tertulisnya Gerindra, menghendaki Anies-Aher sehingga inikan tidak ketemu," jelasnya.
Dia melihat dari dinamika politik yang terjadi di kubu lawan belum juga ada keputusan final. Belakangan Anies Baswedan tengah melakukan gerilya untuk maju sebagai capres atau cawapres.
Demokrat pun bermanuver dengan memunculkan Jusuf Kalla-Agus Harimurti Yudhoyono, meski telah dibantah wakil presiden RI itu. PAN yang disebut bakal berkoalisi dengan Gerindra, juga mendorong Ketua Umumnya Zulkifli Hasan.
"Memang masih sangat cair peta di sana karena masing-masing parpol yang belum menentukan sikap punya champion-championnya untuk bisa dijadikan sebagai capres atau cawapres," jelasnya.
Saran PDIP ke Jokowi
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyarankan Presiden Joko Widodo menyiapkan aspek-aspek pemenangan di Pemilu Serentak 2019 sebelum mengumumkan calon wakil presiden. Aspek-aspek pemenangan itu meliputi koalisi, agenda pemerintahan ke depan, visi dan misi.
Kemudian, PDIP menyarankan Jokowi terlebih dahulu membentuk tim kampanye sampai teknis koordinasi antar partai pendukungnya.
"Buat kita saat ini mempersiapkan aspek-aspek pemenangan pemilu itu sendiri. Siapa yang jadi pimpinan koalisi untuk ketua tim kampanye. Itu kan suatu yang harus disiapkan terlebih dahulu," kata Hasto di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Senin (9/7).
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, menyebut pengumuman cawapres menunggu cuaca cerah. Ditanya soal makna 'cuaca cerah' itu, Hasto menyebut pernyataan tersebut bermakna beragam.
Mulai dari dukungan partai-partai kepada Jokowi, dinamika politik ke depan, serta menunggu kubu lawan mengumumkan pasangan calon presiden dan wakil presiden.
"Ya macam-macam kita lihat dukungan dari partai lain, kan kita mesti lihat dukungan dari partai lain, bisa melihat untuk mengintip dulu dari pihak sana mencalonkan siapa kemudian juga momentumnya," ujar Hasto.
Sebelumnya, Megawati menuturkan, calon wakil presiden yang akan mendampingi Jokowi di Pilpres 2019 sudah mulai mengerucut. Jokowi sudah mengantongi nama-nama cawapres. Megawati mengatakan, Jokowi menunggu momentum yang tepat untuk mengumumkannya.
"Pengumuman dilakukan pada momentum tepat, dan dalam cuaca yang cerah, secerah ketika matahari terbit dari timur. Jadi tunggu saja dan sabar," ujar Megawati Soekarnoputri dalam keterangan pers, Senin (9/7).
Pernyataan tersebut keluar saat Megawati melakukan pertemuan dengan Jokowi di Istana Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat, Minggu (8/7). Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan pertemuan Megawati dengan Jokowi terus dilakukan secara intens di Istana Batu Tulis.
Reporter: Ahda Bayhaqi/ Raynaldo Ghiffari Lubabah
Sumber: Merdeka.com
Advertisement