Golkar: Lucu Nantang-Nantang Mau Ganti Presiden, Tapi Calon Belum Jelas

Ketua DPP Partai Golkar yakin koalisi Jokowi akan memenangkan Pilpres 2019, sebab koalisi Prabowo belum solid sampai saat ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Agu 2018, 20:22 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2018, 20:22 WIB
jokowi
Presiden Jokowi bertemu enam ketua umum parpol koalisi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (23/7/2018). (Biro Pers Kepresidenan)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily merasa lucu jika koalisi pendukung Prabowo Subianto tidak mendaftarkan pasangan calon presiden dan wakil presiden sesuai waktu yang ditentukan Komisi Pemilihan Umum. Sebab, kubu Prabowo sudah sejak lama menggaungkan gerakan dan tagar 2019 ganti presiden.

Hal ini menyikapi prediksi Wakil Sekjen PKB Jazilul Fawaid soal pendaftaran calon presiden dan wakil presiden yang berpotensi diperpanjang. Pemicunya, koalisi pendukung Prabowo belum mencapai kesepakatan, terutama menyangkut posisi cawapres.

"Makanya itu yang saya kira lucu saja gitu, katanya nantang-nantang pengen ganti presiden, tapi kok enggak mampu menghadirkan siapa calonnya. Jadi lucu," kata Ace saat dihubungi, Kamis (2/8/2018).

Ace menilai kubu pendukung Prabowo masih bimbang menentukan paket capres-cawapres, lantaran tiap partai menginginkan kadernya menjadi cawapres.

"Memang, itulah makanya saya kadang-kadang juga ironi. Di satu sisi ingin mendorong presiden, tapi di antara mereka sendiri tidak memiliki kesepakatan politik tentang calon yang akan mereka usung, gitu loh," tegasnya.

Belum solidnya kubu Prabowo itu, kata Ace, menambah keyakinan koalisi pendukung Jokowi untuk memenangkan Pilpres 2019.

"Justru karena itu. Mereka selalu mengatakan itu, tapi di antara mereka sendiri tidak ada kesepakatan calon, ya artinya kekuatan mereka pada akhirnya terpecah-pecah. Kami tetap optimis," tandasnya.

 

Pendaftaran Mungkin Diperpanjang

Sebelumnya, Jazilul Fawaid melihat peta politik yang tengah mendera kubu koalisi Prabowo Subianto. Meskipun Gerindra, Demokrat, PAN, dan PKS sering menggelar pertemuan, namun belum ada kesepakatan yang tercapai. Terutama soal calon wakil presiden yang akan mendampingi Prabowo.

Dia membandingkannya dengan koalisi Jokowi, yang sudah sampai persiapan membahas teknis tim pemenangan dan strategi kampanye.

"Saya dalam konteks dinamika ya. Karena kubu sebelah ini belum selesai. Kalau di kita kan setengah selesai. Kalau di sana bentuknya enggak ada sama sekali, kalau kita sudah ada bentuknya," ujar Jazilul.

Jazilul memastikan segala persiapan koalisi pendukung Jokowi sudah matang. Dari situ dia menyimpulkan baru ada 1 pasangan capres-cawapres hari ini. Yakni Jokowi dan cawapres pilihannya.

Dia pun memprediksi pendaftaran calon presiden dan wakil presiden berpotensi diperpanjang. Sebab, kubu koalisi Prabowo diperkirakan sulit memenuhi waktu pendaftaran yang ditentukan Komisi Pemilihan Umum (KPU), yakni 4-10 Agustus 2018.

Reporter: Renald Ghiffari

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya