Andi Arief Ungkap Detik-Detik Adanya Mahar di Balik Duet Prabowo-Sandi

Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief mengungkap adanya mahar Rp 500 miliar yang mengalir ke sejumlah partai politik pengusung Prabowo.

oleh Raden Trimutia Hatta diperbarui 11 Agu 2018, 13:08 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2018, 13:08 WIB
Pertemuan Prabowo Subianto dan SBY. (Dokumentasi Partai Demokrat)
Pertemuan Prabowo Subianto dan SBY. (Dokumentasi Partai Demokrat)

Liputan6.com, Jakarta - Partai Demokrat sempat kecewa dengan keputusan Prabowo Subianto menjadikan Sandiaga Uno sebagai pasangannya dalam laga Pilpres 2019. Alasannya, Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief mengungkap adanya mahar Rp 500 miliar yang mengalir ke sejumlah partai politik pengusung Prabowo. 

"Soal Mahar ke PKS dan PAN masing-masing Rp 500 miliar ini penjelasan saya, Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan, Waketum Demokrat Syarief Hasan, dan Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Amir Syamaudin mendapat penjelasan itu (mahar Rp 500 M) langsung dari tim kecil Gerindra Fadli Zon, Dasco, Prasetyo dan Fuad Bawazier pada 8 Agustus 2018 pukul 16.00 WIB," ungkap Andi di akun twitternya @AndiArief__, Sabtu (11/8/2018).

Malam itu juga, Andi pun menyebut Prabowo sebagai Jenderal Kardus yang menjalankan politik transaksional bermahar Rp 500 miliar. "Soal mahar Rp 500 miliar masing-masing pada PAN dan PKS itu yang membuat malam itu saya mentuit jendral kardus. Besar harapan saya dan partai Demokrat, Prabowo memilih Cawapres lain agar niat baik tidak rusak," kata dia.

Tanggal 9 Agustus pagi, sambung Andi, digelar pertemuan antara Ketua Umum Partai Demokrat SBY dan Prabowo. Pertemuan itu membahas soal bagaimana kembalikan politik yang baik dan terhormat tanpa mahar.

"SBY usulkan Prabowo cari cawapres lain yang bukan Sandi, bukan AHY, bukan Zulkifli Hasan, bukan Salim Segaf Al Jufri seperti permintaan Zulkifli Hasan agar tokoh netral. Prabowo tetap tak hiraukan usul SBY soal tokoh netral," ujar Andi.

Ia pun heran, kenapa Zulkifli Hasan dan Salim Segaf Al Jufri juga berubah pendiriannya dari yang semula ngotot harus figur dari PAN atau PKS atau tokoh netral tiba-tiba sepakat memilih Sandiaga Uno sebagai cawapres yang juga dari Gerindra. 

"Ada apa? Semua sudah terjadi, tapi proses ini pubik harus menegerti," imbuh Andi.

"Saya terpaksa mentuit soal mahar ini karena PAN dan PKS memberi ancaman untuk membawa ke ranah hukum. Saya siap dan kesempatan ini menjelaskan pada publik," Andi memungkasi.

PKS Akan Laporkan Andi Arief

Juru bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muda bidang Ekonomi, Muhammad Kholid menegaskan PKS akan bertabayun dan menuntut permintaan maaf dari Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief ataus tudingannya itu.

Jika tidak ada permintaan maaf, PKS akan melaporkan Andi Arief atas tuduhan fitnah. "Iya kalau tidak ada permintaan maaf dan klarifikasi, ini secara pribadi kan?" kata Kholid di Restoran Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (11/8/2018).

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Roy Suryo menegaskan, secara institusi partai, masalah tudingan Andi Arief kepada PAN dan PKS sudah selesai. "Saya selaku Wakil Ketua Umum Partai Demokrat mengatakan secara institusi klir," ungkapnya.

Meski demikian, Roy menyebut permasalah Andi Arief bersifat pribadi. Sehingga Demokrat mempersilakan jika PAN dan PKS ingin menempuh jalur hukum atas tudingan mahar Rp 500 miliar tersebut.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya