Tempe Setipis Kartu ATM Viral, Sandiaga: Do Not Be Over Dramatic

Bakal calon Wakil Presiden Sandiaga Uno meminta warga tidak melebih-lebihkan fakta soal tempe saat ini setipis kartu ATM lantaran nikai tukar dolar naik.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 11 Sep 2018, 10:27 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2018, 10:27 WIB
Caption Foto: Sandiaga Uno usai menghadiri peresmian sebuah restoran di Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (3/9/2018)
Sandiaga Uno usai menghadiri peresmian sebuah restoran di Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (3/9/2018) (Ahmad Sudarno)

Liputan6.com, Jakarta - Bakal calon Wakil Presiden Sandiaga Uno meminta warga tidak melebih-lebihkan fakta soal tempe setipis kartu ATM lantaran nikai tukar dolar naik. Hal ini lumrah terjadi karena kedelai, bahan baku tempe, masih impor.

"Dengan kedelai yang diimpor, dolar naik pasti akan naik harga tempe. As simple as that. Jadi do not be over dramatic atau melodramatic terhadap isu harga pasti akan naik, semua juga mengakui," kata Sandiaga di kawasan Glodok, Jakarta Barat, Selasa (11/9/2018).

Dia memastikan tempe setipis kartu ATM adalah benar-benar jeritan rakyat. Dia hanya menyampaikan sesuai dengan curahan hati temannya dan seharusnya tidak menjadi bahan bully-an.

"Itu adalah suara rayat, itu dari Bu Yuli dan rekannya di Duren Sawit. Itu exacly word by word yang disampaikan mereka. Nah, kalau misalnya teman mengartikan sebagai suatu jeritan masyarakat? Iya. Hiperbolisme? Mungkin iya," ujar Sandiaga Uno.

"Tapi menurut saya itu yang disampaikan masyarakat dan kita tidak boleh mendiskreditkan dan mem-bully," ucap dia.

Menurut Sandiaga, keluhan masyarakat terhadap kenaikan harga bahan pokok bukan untuk menjatuhkan calon lawannya dalam Pilpres 2019. Dia hanya ingin ada solusi atas persoalan ini.

"Jangan juga denial dan jangan saling menjatuhkan. Cari solusinya, solusinya kita perkuat ekonomi rakyat, berpihak UMKM, pakai produk negeri, kurangi impor dan pemborosan," kata Sandiaga Uno soal tempe setipis kartu ATM.

Ngaku Dicurhati

Sandiaga Uno Mengundurkan Diri di Hadapan DPRD DKI Jakarta
Sandiaga Uno membacakan pidato pengunduran diri saat rapat paripurna DPRD DKI Jakarta, Senin (27/8). ).(merdeka/ Iqbal S. Nugroho)

Sebelumnya, Sandiaga Salahuddin Uno mengaku mendapat banyak keluhan masyarakat terkait kondisi ekonomi saat ini. Ia dan Prabowo Subianto belakangan banyak turun ke berbagai daerah menampung aspirasi masyarakat.

Menurut Sandi, keluhan masyarakat bertambah ketika nilai rupiah sempat anjlok dan menembus angka Rp 15.000 per dolar Amerika.

Kondisi ini menurutnya berpengaruh banyak terhadap pengusaha. Salah satunya pengusaha tahu dan tempe.

"Tempe sekarang sudah dikecilkan. Dan tipisnya sama kayak kartu ATM. Tahu Ibu Yuli di Duren Sawit, jualan tahu dikecilin karena tidak bisa menaikkan harga karena enggak akan laku karena daya belinya," kata dia saat konferensi pers di kediaman Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara Nomor IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (7/9/2018) malam.

Kondisi seperti ini membuat Sandiaga dan parpol koalisi pengusung Prabowo-Sandi khawatir. Itulah alasan kenapa petinggi parpol berkumpul di Kertanegara dan menghasilkan pernyataan sikap yang berisi tujuh poin.

Apa yang tertuang dalam pernyataan itu menurutnya merupakan cerminan keinginan masyarakat.

"Koalisi Prabowo-Sandi ingin bersatu dengan rakyat dalam bahu membahu memperkuat ekonomi kita. Karena saya yakin apa yang di benak rakyat sekarang masalah ekonomi," jelasnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya