Prabowo Sebut 99% Rakyat Pas-Pasan, Timses Jokowi: Tak Masuk Akal

Ruhut juga mengatakan isu hutang negara kerap diutarakan kubu Prabowo-Sandiaga untuk menggaet suara.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Des 2018, 23:44 WIB
Diterbitkan 05 Des 2018, 23:44 WIB
Timses Jokowi
Ruhut Sitompul saat menghadiri Obrolan Barnus (Barisan Nusantara ), relawan Jokowi-Maruf pimpinan Nurdin Tampubolon. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Ruhut Sitompul menyinggung soal cuitan Calon Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto tentang angka kemiskinan di Indonesia. Prabowo menyebut, sekitar 99 persen rakyat Indonesia hidup dalam kategori pas-pasan.

Ruhut menyampaikan statemen Prabowo beberapa waktu yang lalu tidak masuk akal. Anggota Tim Bravo 5 itu juga menyebut pernyataan Prabowo tidak dikuatkan data.

"Gak masuk diakal lah. Kalau 99 persen masyarakat Indonesia miskin. Berarti 1% dia yang nikmatin," cetus pria yang dijuluki poltak ini, Rabu (5/12/2018).

Ruhut saat itu menghadiri Obrolan Barnus (Barisan Nusantara ), relawan Jokowi Maruf pimpinan Nurdin Tampubolon. Si raja minyak ini ditemani oleh pengamat ekonomi Instute for Developmen of Economis and Finace (Indef) Nailul Huda.

Dalam kesempatan tersebut, ia mengatakan isu hutang negara kerap diutarakan kubu Prabowo-Sandiaga untuk menggaet suara.

"Utang sekarang ini harus dilihat peninggalan sebelumnya. Ia memang Pak SBY, tapi jangan juga salahkan dia. Kita akan alokasikan hutang untuk kepentingan rakyat," ujar Ruhut.

Menanggapi hal tersebut, pengamat ekonomi Nailul Huda menyebutkan, kebijakan yang diambil pemerintah Jokowi untuk menepis isu tersebut dengan program yang menyentuh masyarakat.

"Kebijakan sekarang, salah satunya mengenai penggunaan dana desa, bisa dialokasikan ke sektor padat karya, yang menyerap tenaga kerja," jelas Huda.

 

Peran BUMDes

Timses Jokowi
Ruhut Sitompul saat menghadiri Obrolan Barnus (Barisan Nusantara ), relawan Jokowi-Maruf pimpinan Nurdin Tampubolon. (Istimewa)

Di satu sisi meski program Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) belum bisa menghasilkan kesejahteraan. Huda menilai minimal masyarakat bisa melewati gap kemiskinan.

"Ketika ada kebijakan itu, banyak uang BUMdes yang disalurkan. Dampaknya masyarakat bisa melewati ambang batas miskin," imbuhnya.

Sementara, Ketua Umum Barisan Nusantara Nurdin Tampubolon mengatakan, pelemahan rupiah sendiri memang tidak terlepas dari kondisi perekonomian global yang belum membaik. Pihaknya juga menyoroti suku bunga yang tinggi. Saat ini suku bunga acuan BI mencapai 6 persen.

"Kami berharap suku bunga tidak terlalu tinggi. Supaya industri juga semakin mempunyai daya saing," pungkasnya.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya