Tak Terima 'Jogja Istimewa' Dipakai Kampanye Capres, Kill The DJ Lapor Polisi

Marjuki merasa perlu melakukan hal ini karena sebagai seniman harus menjaga Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI).

oleh Switzy Sabandar diperbarui 15 Jan 2019, 17:54 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2019, 17:54 WIB
Kill The DJ
Mohammad Marjuki alias Kill The DJ didampingi kuasa hukumnya melaporkan akun Instagram dan Twitter atas nama CakKhum ke Polda DIY (Liputan6.com/Switzy)

Liputan6.com, Yogyakarta - Mohammad Marjuki alias Kill The DJ didampingi kuasa hukumnya melaporkan akun Instagram dan Twitter atas nama CakKhum ke Polda DIY, Selasa (15/1/2019). Akun itu kedapatan mengunggah video lagu Jogja Istimewa yang diubah liriknya menjadi lirik berisi dukungan kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor dua, Prabowo dan Sandiaga Uno.

Lirik lagu Jogja Istimewa seharusnya berbunyi Jogja, Jogja tetap istimewa, istimewa negerinya istimewa orangnya, Jogja, Jogja tetap istimewa, Jogja istimewa untuk Indonesia. Namun dalam video yang diunggah oleh akun dengan watermark CakKhum diubah menjadi Jogja Jogja Jogja istimewa, Prabowo Sandi pilihan kita, Jogja Jogja Jogja istimewa, adil dan makmur tujuan kita. Di baris akhir lirik yang diubah tertulis (Emak-emak Jogja).

"Saya tidak terima lagu itu dipakai untuk kampanye, baik paslon Jokowi Amin atau Prabowo Sandi," ujar Marjuki.

Ia mengungkapkan kasus seperti ini pernah dihadapinya juga. Ketika itu ia melayangkan somasi ke Dinas Kesenian dan Kebudayaan DIY karena menggunakan lagunya tanpa izin.

Marjuki merasa perlu melakukan hal ini karena sebagai seniman harus menjaga Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Apabila ada pihak yang akan menggunakan lagu itu, maka harus izin terlebih dulu kepadanya sebagai pencipta lagu.

Bagi Marjuki, lagu Jogja Istimewa memiliki nilai historis yang luar biasa karena membayar hutang rasanya kepada Yogyakarta.

"Saya tidak ingin mengingkari spirit lagu itu untuk kampanye," ucapnya. Hal itu juga berlaku pada pemilu 2014, sekalipun ia mendukung Jokowi tetapi tidak menggunakan lagu itu untuk kampanye. Bahkan, ia juga tidak mengizinkan lagu Jogja Istimewa digunakan untuk kepentingan komersial.

Sebelum melaporkan kejadian penggunaan lagunya tanpa izin ke polisi, Marjuki sudah menunggu permintaan maaf resmi dari si pengunggah. Namun, tidak digubris.

"Karena tidak ada, maka laporannya dari sosial media," tuturnya.

Pada awalnya, nama akun yang terpampang yang dilaporkan, tetapi tetap akan ditelusuri siapa yang dengan sengaja mengganti lirik dan memviralkannya.

Kuasa Hukum Marjuki, Hilarius Ngajimero, mengatakan laporan kepada polisi akan ditingkatkan statusnya.

"Untuk mencari yang bersangkutan kami yakin penyidik sudah memiliki cara yang profesional, tetapi kami tetap membantu penyidik untuk mencari," kata Hilarius.

Dalam laporannya, ia melampirkan bukti hak cipta lagu Jogja Istimewa serta bukti video dari akun yang mengubah lirik lagu itu. Pasal yang disangkakan adalah UU ITE dengan ancaman sembilan sampai 12 tahun penjara dan UU Hak Cipta dengan ancaman hukuman empat tahun penjara dan denda Rp 1 miliar.

 

Sejarah Lagu Jogja Istimewa

Lagu Jogja Istimewa diciptakan oleh Marjuki pada 2010. Lagu ini viral nyaris bersamaan dengan erupsi Merapi 2010.

Menurut Marjuki, lagu yang dinyanyikan bersama dengan Hip Hop Foundation Ini tidak berkaitan dengan polemik keistimewaan kala itu.

"Lagu ini saya ciptakan setelah membaca sejarah Yogyakarta serta melihat nilai dan semangat Yogyakarta," ujar Marjuki.

Ia terinspirasi buku Tahta untuk Rakyat dan kalimat Soekarno dalam menciptakan lagu Jogja Istimewa. Terutama, ketika ibukota RI pernah dipindahkan ke Yogyakarta.

Proses menulis lagu Jogja Istimewa juga tidak memakan waktu lama, hanya satu hari.

Melalui laporan ke polisi, Marjuki juga ingin memberikan pembelajaran, di tengah kontestasi politik saat ini banyak orang saling fitnah dan menghina. Ia tidak ingin mewariskan situasi ini kepada generasi selanjutnya.

"Pakai lagu tanpa izin tidak ada etikanya, ini juga tidak ada kaitannya dengan pilihan politik saya," kata Marjuki.

Sekalipun sampai sekarang ia tetap mendukung Jokowi, namun ia juga akan melaporkan ke polisi apabila lagu ini digunakan oleh tim sukses Jokowi.

Kill The DJ Pendukung Jokowi?

Mohammad Marjuki alias Kill The DJ
Mohammad Marjuki alias Kill The DJ

Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily mengomentari penggunaan lagu Jogja Istimewa milik Marzuki Mohammad atau yang akrab disapa Kill The DJ. Ace mengklaim Kill The DJ pendukung Jokowi-Ma'ruf.

"Padahal dia pendukung Pak Jokowi loh, yang di Kill the DJ itu kan dia mendukung Pak Jokowi tetapi kita juga engga mau jiplak," kata Ace di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (15/1).

Politikus Partai Golkar ini mengatakan seharusnya semua pihak bisa menghargai karya cipta milik orang lain. Salah satu caranya dengan tidak menjiplak lagu tersebut.

"Menurut saya setiap orang seharusnya menghargai karya cipta orang apalagi karya cipta itu sudah populer ya harusnya jangan dijiplak deh gitu kan," ungkapnya.

Diketahui, sekumpulan ibu-ibu bernyanyi lagu Jogja Istimewa karya Marzuki Mohammad atau akrab disapa Kill The DJ. Namun, mereka menggubah liriknya menjadi dukungan untuk pasangan capres-cawapres Prabowo-Sandi.

Ulah menggubah lirik lagu tersebut membuat Kill The DJ meradang. Lagu ini dia populerkan bersama grup rapper Javahiphop.

Gubahan lirik Jojga Istimewa diunggah akun Twitter @CakKHUM pada 10 Januari lalu. Pengunggah memberikan keterangan pada video berdurasi 39 detik itu dengan kalimat "Emak-emak Jogja Kompaknya Mantul"

Pengunggah kemudian menambahkan sejumlah hastag. Seperti #2019TidakPilihPetugasPartai, #2019GantiPresiden, #2019PrabowoPresidenRI.

Tampak dalam video itu sejumlah ibu-ibu bersama-sama bernyanyi.

Jogja Jogja..Jogja Istimewa

Prabowo-Sandi Pilihan Kita

Jogja Jogja..Jogja Istimewa

Adil dan Makmur Tujuan Kita

(Emak-emak Jogja)

Tak sepakat karya ciptanya dipakai dan diubah tanpa pemberitahuan, Marzuki langsung meluapkan kekesalan di akun Twitter miliknya.

"Maling laguuuu b***** !!! Yang gak terima bukan cuma saya sebagai pemilik hak cipta, orang Jogja juga gak akan terima lagu ini dipakai buat kampanye Pilpres !!!"

Tulisan itu dia unggah 14 Januari 2019 kemarin. Sampai hari ini telah di retweets sebanyak 11.085 kali dan disukai 5,695.

 Reporter: Sania Mashabi

Saksikan video piliihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya