JK Sebut Cak Imin Berlebihan Minta Jatah 10 Menteri ke Jokowi

JK mempertanyakan kepada Cak Imin, jika partainya meminta sepuluh kursi, partai lain dapat apa?

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Jan 2019, 19:34 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2019, 19:34 WIB
Wapres Jusuf Kalla
Wakil Presiden Republik Indonesia, Muhammad Jusuf Kalla. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla heran terkait keinginan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang meminta jatah 10 kursi menteri jika Joko Widodo menang Pilpres 2019. Dia mengatakan, Cak Imin sangat berlebihan dengan harapannya kepada Jokowi.

"Tergantung partainya nanti mendukung. Tapi kalau 10 ya tentu berlebihanlah," kata JK di kantornya, Jalan Merdeka Utara, Selasa (29/1/2019).

Dia menjelaskan, dalam menentukan Kabinet Kerja terdiri dari politisi dan profesional. Dia pun mempertanyakan kepada Cak Imin, jika partainya meminta sepuluh kursi, partai lain dapat apa?

"Kalau ada partai yang mau sepuluh, yang lain dapat apa? Kan sama-sama berjuang," kata JK.

Tetapi, mantan Ketua Umum Partai Golkar ini menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintahan selanjutnya. Dia juga menjelaskan presiden nanti pun akan mempertimbangkan hal tersebut.

"Hak prerogatif Presiden tentu. Pak Presiden akan pertimbangkan sejauh mana upaya partai itu memenangkan presiden yang terpilih, selalu begitu," kata JK.

Sebelumnya, Cak Imin meminta doa agar bisa mendapatkan jatah 10 kursi menteri jika capres petahana Joko Widodo memenangkan Pilpres 2019.

"Hari ini menteri dari kita empat. Menpora dan lain-lain, mudah-mudahan menteri 10," kata Cak Imin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (27/1/2019).

"Kalau menteri NU 10, terutama menteri keuangan supaya ekonomi bisa lebih cepat makmur sejahtera," sambung dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Ekonomi Berbasis Keumatan

Cak Imin juga minta didoakan agar bisa terus memperjuangkan ekonomi berbasis keumatan. Sehingga bisa menaikkan taraf hidup masyarakat NU.

"2019 ke depan umat Islam santri-santri warga NU sudah harus naik kelas menjadi masyarakat makmur ekonominya," ungkap dia.

 

Reporter: Intan Umbari Prihatin

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya