Rapat Besar di Solo, Sandiaga Tepis Tudingan Upaya Duduki Jateng

Sandiaga menuturkan, Solo bukan satu-satunya tempat yang dipilih untuk rapat besar bersama timses. Ada banyak daerah yang dipilih untuk rapat sekaligus menyapa masyarakat.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 08 Feb 2019, 10:25 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2019, 10:25 WIB
Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Salahuddin Uno berencana mengikuti rapat besar di Solo, Jawa Tengah, hari ini Jumat (8/2/2019).
Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Salahuddin Uno berencana mengikuti rapat besar di Solo, Jawa Tengah, hari ini Jumat (8/2/2019). (Nanda Perdana/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno berencana mengikuti rapat besar di Solo, Jawa Tengah, hari ini Jumat (8/2/2019). Rapat besar tersebut rencananya digelar di kantor Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi di Solo.

Sandiaga menuturkan, Solo bukan satu-satunya tempat yang dipilih untuk rapat besar bersama timses. Ada banyak daerah yang dipilih untuk rapat sekaligus menyapa masyarakat.

"Kemarin ini kan Semarang awalnya, sekarang di Solo. Jadi kita pindah-pindah. Kita ingin mendukung pariwisata Solo juga," ucap Sandiaga saat olah raga pagi di Lapangan Tenis Bulungan, Jakarta Selatan.

Sandiaga menampik pemilihan Kota Solo dan Semarang untuk rapat sebagai bentuk upaya menduduki Jawa Tengah sebagai lumbung suara di Pilpres mendatang. Menurut dia, daerah di Indonesia tidak bisa dikotak-kotakkan dalam urusan politik.

"Enggak ada. Jawa Tengah milik orang Jawa Tengah. Jawa Barat milik orang Jawa Barat. Tidak ada mengklaim-mengklaim seperti itu. Saya datang disambut meriah oleh pendukung, maupun yang tidak mendukung. Lihat aja sendiri video-video mereka dengan suka citanya bergembiranya menyambut kehadiran kita," tuturnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Jangan Klaim Jawa Barat

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu juga meminta pendukungnya tidak mengklaim Jawa Barat sebagai miliknya. Jawa Barat, kata dia, adalah milik bersama khusunya warga provinsi itu sendiri, bukan milik kelompok tertentu.

"Jangan main ada klaim baik dari pihak kita maupun dari pihak Pak Presiden dan Kiai Ma'ruf. Saya kira kita sudah saatnya memberi supremasi ini kepada rakyat. Jangan kita mengklaim. Asyik klaim padahal kita tidak tahu semuanya ini kan milik Allah SWT. Masa daerah itu kita klaim milik kita," ucap Sandi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya