Sandiaga: Kualitas Pendidikan Belum Merata, UN Jadi Beban Siswa

Maka dari itu, Sandi punya langkah revolusioner untuk memutuskan menghapus UN dan diganti dengan penelusuran minat dan bakat siswa.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Mar 2019, 19:21 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2019, 19:21 WIB
sandiaga Uno
Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Rencana penghapusan Ujian Nasional (UN) yang disuarakan Cawapres Sandiaga Uno tidak disetujui Wapres Jusuf Kalla atau JK. Menurut JK, UN sangat penting untuk kualitas pendidikan di Indonesia.

Merespons itu, Cawapres Sandiaga Uno menghargai pendapat JK. Namun, Sandi menegaskan, bahwa kualitas pendidikan di Indonesia belum merata dan UN menjadi beban siswa.

"Tentunya ada yang setuju ada yang tidak setuju, mari kita buka diskursus, kami meyakini bahwa kualitas pendidikan di seluruh pelosok negeri ini belum merata dan ujian nasional itu mengakibatkan pola-pola di mana sekolah mengejar tingkat kelulusan itu dengan cara cara yang akhirnya membebani siswa, pendidik, dan itu sangat tidak fair, tidak adil," kata Sandi di Jakarta, Rabu (20/6/2019).

Maka dari itu, Sandi punya langkah revolusioner untuk memutuskan menghapus UN dan diganti dengan penelusuran minat dan bakat siswa. Dia menambahkan bahwa negara-negara maju sudah menghapus UN lantaran biayanya sangat besar.

"Itu (UN) biayanya besar sekali. Ada banyak yang bocor dan lain sebagainya. Yang lebih penting pendidikan menghasilkan peserta didik yang tuntas berkualitas, memiliki kecerdasan, kecakapan, budi pekerti yang baik, ahklakul karimah, ini bisa dilakukan bukan dengan standarisasi," terang Sandi.

Nantinya, kata Sandi, penelusuran minat dan bakat dilakukan dengan standar masing masing sekolah dengan kearifan lokalnya. Cara ini juga sudah dilakukan di luar negeri. Jika terpilih, Sandiaga akan koordinasi dengan pihak dinas pendidikan.

"Tentunya ini akan cocok untuk Jakarta mungkin standar tinggi tapi untuk daerah lain bisa disesuaikan dan modelnya sudah banyak kok di mana-mana, di luar negeri sudah sangat lazim dipakai," ucapnya.

 

 

Tingkat Kualitas Beragam

Debat Capres Cawapres 2019
Cawapres Sandiaga Uno. (Liputan6.com)

Menurut Sandi, Indonesia adalah negara besar yang memiliki lebih dari 17.000 pulau dan 500 lebih Kabupaten dan kota. Tingkat kualitas pendidikannya pun masih beragam.

"Untuk memukul rata seperti itu (dengan UN) agak sulit. Itu sudah dicoba berkali-kali dan belum ada yang berani karena ini gak populis. Di saat pemilu begini Prabowo-Sandi ambil keputusan, what's right for the country should be introduce," jelas Sandi.

"Jadi jangan karena takut kehilangan elektoral, kami tidak memberikan tawaran kebijakan yang Insya Allah membuat sistem pendidikan kita lebih adil, berkualitas, akses pendidikan juga kami tingkatkan dan yang penting adalah kualitas pendidik itu sendiri yang selama ini juga masih menyisakan banyak masalah," tambahnya.

Wakil Presiden Jusuf Kalla sebelumnya tidak setuju dengan rencana Calon Wakil Presiden nomor urut 02, Sandiaga Unomenghapuskan Ujian Nasional (UN). JK menilai UN sangat penting untuk kualitas pendidikan di Indonesia.

"Jadi kalau mau dihapuskan itu berbahaya justru untuk kualitas pendidikan. Ada UN saja kualitas pendidikan kita masih rendah, apalagi kalau tidak ada," kata JK di Kantornya.

Dia menjelaskan UN sangat penting untuk mengevaluasi pendidikan Indonesia. Menurutnya, ini menjadi satu-satunya cara menilai kualitas pendidikan dan siswa. JK juga menjelaskan ujian tersebut adalah cara pemerintah melihat daerah sudah memiliki standar pendidikan yang baik atau belum.

 

Reporter: M Genantan

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya